Aku pulang, Hampir tengah hari . Matahari mulai menyengat, aku berjalan sedikit terburu - buru
"Aku sungguh lapar", aku bergumam. menuju tempat yang telah mengisi perutku beberapa tahun terakhir ini. warung makan murah yg tidak terlalu peduli dengan kompetisi harga warung lain.
aku duduk dekat jendela, sejuk dan bebas mengamati apapun di luar sana.
aku mengamati setiap manusia berlalu lalang, membayangkan jadi mereka.
mereka yang sedang berusaha menaklukkan dunia, menuntut ilmu menaruh harapan dari orang tua dan seluruh orang yg peduli dengan dirinya.
sungguh menyenangkan menjadi mereka,
yg tidak menghancurkan dunianya sendiri.
tidak seperti diriku, yang kini merekat kembali hidup yg dulu aku robek - robek. aku mengecewakan banyak orang yg peduli denganku . bagaimana kamu berharap hidupmu indah? aku bertanya kepada diriku sendiri. dan menjawabnya sendiri "kita tidak mungkin menghukum diri sendiri selama sisa hidupkan? " sedangkan hidup ini tidak berhenti berjalan oleh penderitaan yg kau buat sendiri. aku pulang, menyatu dengan manusia - manusia yg berjalan ke tujuannya masing - masing.
aku ingin menjadi mereka, yg punya tujuan, bukan khayalan untuk menaklukkan dunia. aku bergumam apakah mereka juga sibuk memikirkan makan apa sepertiku? apakah mereka lelah dengan rutinitasnya? apakah mereka juga membatasi isi perutnya untuk sekedar makan dan menikmati hidup?
aku tidak yakin.
karena aku cuma melihat mereka lebih baik dari diriku dari segala segi kehidupan.
tapi aku mencoba berpikir lagi, setiap jiwa punya pertempuran, entah telah ada dari mereka lahir, atau mereka yg membuatnya. entahlah yg aku tahu Tuhan adalah se adil - adil nya pengadil.
dan khawatir berlebihan tentang masa depan itu adalah kelemahan.
"kita akan kuat sampai hanya kuat adalah pilihan yang tersisa dalam menjalani hidup" aku ingat pernah membaca ungkapan luar biasa ini.
Aku sampai di rumah, kontrakan kecil di belakang Got selokan pembuangan.
yang jika hujan angin akan membawa bau busuk Got sampai kamar tidur .
tikus berlarian gembira mengintai apapun yang tersisa di manapun.
aku rebah dalam rangkaian lagu dalam kepala ku.
hanya aku yang mendengar,
hanya aku yang mengerti lirik nya
dan hanya aku yg tau.