Nenek Sarah mengetuk lembut pintu kamar Maya berulang kali. Sesekali dipanggilnya nama sang putri kesayangan, sekaligus mengabarkan kalau Mark datang. Tapi, tidak ada respon balik dari arah kamar. Jangankan membuka pintu, bahkan sahutan paling lirih pun tidak terdengar.
"Mama tidur, Nek?" tanya Mark.
"Masih pagi, masak tidur. Ibumu memang sudah tidur, bahkan belakangan ini, tidurnya sering kali menjelang subuh. Tapi, ibumu terlatih disiplin, dia pasti bangun di pagi hari."
"Kalau masuk aja, gimana, Nek?"
Nenek Sarah terdiam dan menatap pintu kamar bercat pintu sembari menimbang. Putrinya mungkin akan marah besar, tapi Sarah menilai kalau itu pasti tidak akan lama. Melihat kedatangan Mark dan usaha cucunya itu, Sarah menilai kalau pada akhirnya Maya akan melembut.