Justin bangun dengan perasaan tidak nyaman. Hatinya masih kacau dan pikirannya masih sangat kusut. Mimpinya hanya seputar Laura, Megan, dan Mark. Saling tumpang tindih, membentuk cerita yang aneh, juga menyakitkan hati.
Masih terlalu pagi, matahari hanya menampakkan biasnya saja. Belum pernah Justin bangun sepagi ini kecuali memang diniatkan. Yang seringnya adalah, Justin sering kali baru tidur di pagi hari. Dengan keengganannya tapi tidak tahu harus apa, Justin memutuskan untuk olah raga saja. Pikirannya butuh dibersihkan dari segala kekalutan, untuk sementara waktu.
Begitu keluar kamar, Justin dibuat terkejut dengan Burhan yang juga sudah bangun dan duduk di sofa, dengan seorang pria asing, berkacamata, dengan laptop terbuka di hadapannya. Keduanya duduk berdekatan dan sepertinya sedang bicara serius dengan nada lirih. Posisi keduanya memunggungi kamar Justin, jadi mereka tidak tahu kalau Justin ada di dekat mereka.
"Siapa?"