Eren marah, lebih dari yang bersedia Eren perlihatkan melalui ekspresinya. Sebabnya masih sama, yaitu Mark. Sehebat apa pun Mark, Eren akan tetap memaksakan jasanya supaya bisa mengambil alih proyek besar di negaranya tersebut. Apartemen mewah yang jika suatu saat telah berdiri menjulang dengan tinggi dan kokoh, pun akan menjadi tampak keren dengan nama Eren sebagai perancang desainnya—maka Eren akan bahagia sampai mati. Namun, nyatanya proyek tersebut masih digarap atas nama Mark. Arsitektur dari Indonesia yang sudah bersedia menyaingi Eren.
Kemurkaannya yang tiada tara telah menumbuhkan kebencian tiada tara pula dalam diri Eren. Rasanya ia ingin melakukan apa pun yang dianggap tak hanya jahat, tapi lebih dari itu. Dia tidak peduli soal kemanusiaan, ia tidak peduli hidup dengan manusiawi, yang ia mau saat ini melenyapkan Mark, dengan apa pun caranya bahkan membunuhnya sekali pun.