"Mark! Sadar diri kamu! Megan adalah saudara perempuanmu!" pekik frustasi Justin. Wajahnya menegang, kedua matanya tidak hanya melotot, tetapi alis dan kelopaknya juga tertarik ke atas dengan cara dramatis. Ini seperti semua kulit wajah Justin ditarik ke belakang.
Mark seperti kena tinju di ulu hati yang sakitnya sampai ke kepala. Telinga Mark berdengung sangat kuat, membuat tubuh Mark limbung. Segalanya terlihat menyakitkan, karenanya Mark memejamkan mata rapat-rapat dan kedua tangannya memegangi kepalanya sekaligus menutup kedua telinganya sendiri.
Sempat Mark mendengar jeritan tangis Megan. Mark juga mendengar suara Justin yang memanggil namnya. Tapi, suara-suara itu seperti angin yang berhembus. Terasa mengendap dan jauh. Bagian lain Mark terasa sangat lelah. Keinginan kuatnya adalah memejamkan mata. Dan saat keinginan tunggalnya disepakati oleh semua indera tubuhnya, saat itulah Mark ambruk di pelukan Megan.