Chereads / Megan dan Mark / Chapter 7 - Masa Lalu Kelam

Chapter 7 - Masa Lalu Kelam

Cerita tentang Luna ....

Mungkin semua orang akan menganggap Luna "jalang" nan "hina". Terlebih, jika mengetahui perbuatan yang kemarin Luna lakukan. Ya, bersetubuh dengan ayah dari lelaki idaman Luna merupakan hal yang sangat buruk.

Luna melakukan itu bukan semata karena dia murahan. Bukan! Dia mencari cara agar bisa mendapatkan hati Mark. Meski dalam jalan yang salah, Luna lakukan demi mendapatkan Mark.

Sejak Sekolah Dasar, Luna mengidolakan Mark. Tidak pernah dia berpaling atau berpikir untuk mencari lelaki lain di hidupnya yang sudah kotor dan menjijikan itu.

Semua berawal ketika Luna masuk SD. Saat itu, usianya masih tujuh tahun. Namun, hal buruk menimpanya. Guru olahraga Luna sering menghukum karena dia tidak gesit saat mengikuti pelajaran olah raga di lapangan. Hukuman itu sangat serius, karena hanya dia yang di hukum dalam kelas.

Betapa lugunya Luna, dahulu! Tak mengerti bahwa 'hukuman' itu adalah pelecehan seksual yang mengakibatkan dia kehilangan keperawanan. Belum lagi, dengan bullyan teman-temannya. Mereka mengoloknya karena Luna lamban dan sering kena 'hukum' guru olahraga.

Luna sering menangis di pojokkan kelas. Terbiasa sendiri, meski dia itu termasuk anak orang berada. Hingga suatu ketika, ada seorang murid baru saat Luna kelas tiga SD.

Penderitaan tiga tahunnya berangsur menghilang. Murid baru itu selalu membela Luna. Bahkan, jika guru olahraga hendak memberi 'hukuman' spesialnya pada Luna, murid baru itu selalu membela. Ya, dramatis bukan? Mark orang yang menyelamatkan Luna dari cengkraman lelaki terkutuk itu.

Luna memang bodoh! Tidak berani mengatakan apa pun pada orang lain atas kejadian yang menimpanya selama ini. Dia hanya bisa bersyukur adanya Mark di sampingnya -meski sementara-.

Luna terpisah dengan Mark saat lulus SD. Dia tidak bisa melanjutkan di Yogyakarta karena orang tuanya bercerai. Luna ikut dengan mamanya pergi ke Bogor.

Lantas, apakah Luna bahagia? TIDAK! Kebahagiaan semu melandanya. Beberapa tahun di Bogor, akhirnya mama Luna menikah lagi di usianya yang ke sepuluh. Itulah awal neraka Luna yang sesungguhnya.

Ayah tirinya ternyata pedofil. Dia sengaja menikahi mama Luna agar bisa mendapatkan Luna. Awalnya, hanya perhatian, sangat perhatian. Namun, saat mama Luna sibuk bekerja, Ayah tirinya, bukan, lelaki bejat itu mulai menggerayangi Luna.

"Luna, sini. Bantu ayah sebentar." Ucap lelaki biadab itu di dalam kamar.

Luna yang masih lugu, tak mengerti apa yang akan terjadi. Luna masih ingat jelas kejadian itu. Saat dia masuk ke kamar, dia tak menemukan pemilik suara yang memanggilnya tadi. Luna pun melangkah mencari ke arah kamar mandi. Seketika pintu kamar tertutup dan terkunci. Saat dia membalikkan badan, tangan kekar membekap Luna. Kemudian kejadian itu terjadi begitu cepat.

Luna hanya bisa menangis ketakutan. Terlebih ancaman dari lelaki itu membuatnya pasrah dalam kesedihan.

"Kalau lu macam-macam, gue bunuh lu sama Ibu lu! Inget itu!" ancam monster itu sangat menakutkan.

Kata-kata itu berdengung di telinga Luna. Membuat gadis kecil itu pasrah menjalaninya. Ketika tangan kasar itu menyentuh tubuh kecilnya dan berakhir dengan pemerkosaan. Sakit! Sangat sakit! Bahkan Mama Papa pun tak menolongnya!

Bertahun-tahun Luna mengalami pencabulan oleh lelaki brengsek itu. Sampai suatu ketika saat usianya enam belas tahun, Mama tak sengaja mempergoki lelaki gila itu menyetubuhi ponakannya yang berusia empat belas tahun. Sontak Mama marah dan memilih berpisah.

Luna merasa lega dan bahagia Mama akhirnya pisah dengan monster itu. Mereka pun balik ke Yogyakarta dan bertemu dengan Papa. Mama menceritakan semua. Dengan tangan terbuka, Papa menerima mereka. Papa pun meminta maaf, menyesal sudah menceraikan Mama dahulu.

Semua berjalan membaik, ya, meski semua tidak mengerti apa yang sudah Luna alami.

***

Harapan Luna untuk hidup normal tanpa pelecehan hanya berjalan tiga tahun. Saat masuk dunia perkuliahan, dia mempunyai seorang teman dekat, namanya Dedi. Luna memang bukan anak famous karena rasa trauma masih membekas.

Setiap hari Dedi selalu care dengannya. Luna pun mulai membuka hati. Luna pikir Dedi berbeda dengan bedebah brengsek yang pernah menyentuh tubuhnya. Ternyata, Luna salah besar!

Suatu ketika saat hujan deras mengguyur kampus, Dedi mengajaknya ke kelas untuk berteduh dan menghangatkan badan. Kelas yang di tuju ada di lantai empat. Sesampai di atas, sepi sekali. Terlalu sepi. Namun, Dedi meyakinkannya jika kelas hari ini tetap ada.

Luna dan Dedi masuk ke ruangan, di mana ada seorang dosen di sana. Luna masih mengingatnya dengan jelas, ketika Dedi lantas membekapnya dengan kain yang entah diolesi apa, sehingga dia mulai pusing dan lemas.

Luna melihat dosen itu tersenyum menakutkan. Pak Wisnu, itu namanya, nama yang tak akan dilupakannya. Luna hanya ingat saat Dedi meletakkan tubuhnya di meja panjang, tempat biasanya mahasiswa mahasiswi berdiskusi.

Tangan-tangan menjijikkan itu menggerayangi Luna. Terdengar berdenging dan samar-samar ucapan mereka. Pak Wisnu menyetubuhi Luna dengan buas dan kasar. Saat mengetahui Luna tidak perawan, Pak Wisnu marah besar dengan Dedi. Sempat Luna mendengar Dedi dipukul beberapa kali dan percakapan soal uang dikurangi. Entahlah.

Luna mencoba menggerakkan badannya tetapi sama sekali tak berdaya. Tak bisa bergerak. Lalu wajah Dedi menatap wajah Luna. Dedi menciumnya dengan ganas. Tak bisa bernapas! Luna merasa sesak dan akhirnya semua gelap.

Terbangun tengah malam dengan kondisi bugil, tanpa ada seorang pun di ruangan itu. Luna memakai pakaian dengan perlahan. Mencoba membuka pintu dan berjalan menyusuri tangga dari lantai empat. Sakit? Jelas! Namun, hatinya yang lebih sakit dan hancur.

Sejak saat itu, Luna berjanji akan menghancurkan semua lelaki hidung belang! Bagaimana pun caranya akan dia bongkar kebusukannya!

Beberapa hari kemudian ....

Luna berhasil menjebak Pak Wisnu saat hampir menyetubuhi Lina, seorang wanita pekerja seks komersial, yang dia sewa untuk berpura-pura menjadi mahasiswi. Tepat sesuai dengan rencananya, dengan penuh nafsu Pak Wisnu mencoba menyetubuhi Lina. Tentunya, Lina menyiapkan semuanya, ya, merekam skandal itu. Lalu menelepon polisi sebagai pelajaran dosen hidung belang.

Lina pun melarikan diri saat Pak Wisnu ditangkap. Luna pun mengirimkan video mesum itu ke seluruh nomor dosen dan pegawai di kampus. Tentunya dengan nomor dan handphone berbeda, bukan miliknya.

Pak Wisnu hancur, sehancur-hancurnya. Luna pun tersenyum puas. Lalu, Dedi? Dedi dia jebak, saat bercinta dengan pacar di kos miliknya. Luna sengaja menghubungi satpol PP dan memberi informasi serta bukti kuat. Mereka pun di gerebek dan di drop out dari kampus.

Dia, hannyalah Luna, Luna yang pernah menderita secara psikis dan mental. Tetapi itu dahulu. Sekarang dia menjadi Luna yang kuat, cantik, memesona dan penuh dengan intrik.

Saat melihat Tante Maya, dia merasa ada harapan untuk hidup normal tanpa dendam. Ya, dengan Mark, pangeran masa kecilnya. Luna ingin memiliki Mark. Memiliki hati dan hidupnya.

Saat Tante Maya memberi respons kepada Luna, dia yakin bisa mendapatkan Mark. Meski Luna tahu Mark memiliki kekasih, semua belum terlambat!

Terlebih kini Om Justin melakukan kesalahan besar yang akan membuat Luna lebih mudah masuk ke kehidupan Mark. Permainan panas Om Justin membuatnya semakin mudah memenangkan Mark.

"Aku harus mendapatkan Mark! Bagaimana pun caranya!" batin Luna penuh dengan percaya diri.