Chereads / Megan dan Mark / Chapter 15 - Kejutan Ulang Tahun

Chapter 15 - Kejutan Ulang Tahun

Maya meminta sopir mengikuti mobil di mana suaminya dan seorang perempuan pergi. "Ikuti mobil itu, Pak," perintah Maya.

"Baik, Bu," jawab sopir yang melaju dengan mobilnya mengikuti mobil hitam itu.

Maya merasa was-was dengan apa yang dilihatnya. Hatinya bergejolak seakan sakit hati akan menghampirinya lagi. Melihat mobil yang di depannya itu berhenti lagi di toko kue, Maya pun meminta sopirnya untuk berhenti. Menunggu kembali.

"Bu, apakah tidak apa?" tanya sopir merasa khawatir karena Maya membuntuti Justin.

Bukan hal rahasia lagi jika Justin suka main perempuan. Sopir Maya hanya khawatir, jika Maya melihat dengan mata kepala sendiri.

"Tak apa, Pak. Jika memang ada kebusukan lagi, saya ingin bercerai," ucap Maya dengan tegas. Justin setelah masuk ke toko dengan wanita muda itu, lalu kembali ke mobil dan melaju lagi. Maya belum bisa melihat dengan jelas siapa wanita muda itu.

Sopir Maya pun kembali membuntuti mobil itu. "Bu, ini arah ke rumah," kata sopir Maya perlahan.

"Tak apa. Saya ingin melihat siapa wanita muda itu."

Setelah sampai depan rumah, betapa kagetnya Maya karena mobil itu masuk gerbang. Batin Maya makin bergejolak. Dia segera minta turun dan meminta sopir menunggunya di depan, takut jika ada pertengkaran.

"Sudah, saya turun dulu."

"Tapi, Bu."

"Tak apa."

Maya dengan perasaan yang berkecamuk masuk ke gerbang. Ternyata Justin dan wanita itu sudah masuk ke rumah. Maya semakin emosi dan langsung membuka pintu rumah dengan kasar.

"Justin!" teriak Maya membuat Justin dan Luna terkejut.

"Loh, sayang tumben pulang awal?" tanya Justin dengan santai.

"Siang, Tante."

Mata Maya terbelalak melihat siapa wanita muda yang bersama Justin di toko bunga dan toko kue. Ya, toko bunga itu berada di samping apartemen tempat Justin dan Luna melakukan skandal.

"Sedang apa kalian bersama?! Bukankah kamu masih sakit, Justin? Kenapa pergi dengan dia?!" hardik Maya yang masih dipenuhi emosi.

"Sayang, hari ini ulang tahunmu. Kami sengaja membeli bunga dan kue untuk merayakannya. Wah, jadi bukan suprise lagi," jawab Justin dengan santai sambil menggaruk kepalanya.

"Iya, Tante. Luna jemput Om Justin karena beliau masih sakit, belum bisa naik mobil sendiri, kan? Maaf tidak bilang dulu," imbuh Luna untuk meyakinkan Maya.

Maya seolah menjadi orang bodoh yang curiga dan cemburu. Ternyata mereka menyiapkan kejutan untuk ulang tahun Maya. Maya tak ingat hari ini ulang tahunnya. Semua yang dibuat Justin dan Luna sungguh di luar perkiraan Maya.

"Maaf, aku sudah berpikir buruk," ujar Maya dengan lirih yang tak tahu jika mereka memang memiliki skandal.

Reaksi yang tak terkira, Justin dan Luna justru tertawa. "Ha ha ha ... sayang kira, aku ada apa-apa dengan Luna? Lucu sekali," ucap Justin tanpa rasa bersalah menutupi kebusukannya.

"Tante lucu sekali, sih? Luna ini jemput Om karena mau beri kejutan. Tante lucu banget. Ha ha ha ...." imbuh Luna yang menertawakan Maya.

Luna dan Justin sangat serasi dalam memperdaya Maya. Maya justru malu karena dia mengira hal itu hanya salah sangka. Padahal semua memang terjadi seperti dugaan Maya.

"Maaf, ya. Ya udah, apa kita makan bersama nanti malam? Kalau sekarang, Mark baru istirahat," kata Mama Maya dengan semangat.

"Wah, ide bagus, Sayang," jawab Justin sambil merangkul pinggang Maya.

Maya pun duduk di ruang tamu bersama Justin dan Luna. Mereka berbincang banyak hal sambil minum teh yang disajikan oleh asisten rumah tangga. Mereka membahas rencana makan malam nanti.

***

Mark bangun dari istirahatnya. Dia melihat jam dinding kamar menunjukkan pukul lima sore. "Ah, aku tertidur lama sekali." Mark pun meraih handphonenya. Melihat ada beberapa pesan diterima, Mark pun membuka dan membalas satu per satu.

Pesan yang pertama, dari Megan.

Megan: [Mark, hubungi aku jika sudah bangun. Tadi Mama Maya telepon mengajak makan malam keluarga.]

Mark: [Hei, sayang. Oh, Mama mengajak makan malam, ya? Ok. Sebentar lagi aku jemput.]

Pesan yang kedua, dari Mama Maya.

Mama Maya: [Mark, kalau sudah bangun, kita makan malam di Dixie, ya? Kita bertemu di sana jam tujuh malam.]

Mark: [Ok, Ma. Mark menyusul ke sana dengan Megan.]

Pesan yang ketiga, dari Papa Justin.

Papa Justin: [Mark, nanti datang ke Dixie jam tujuh malam. Bawa hadiah untuk Mama, ya? Mama ulang tahun hari ini. Kamu ingat, kan?]

Mark: [Iya, Pa. Mark ingat. Ok. Mark akan ke sana.]

Mark pun bergegas mandi dan bersiap. Dia sangat senang karena orang tuanya mau mengundang Megan dalam perayaan ulang tahun Mama Maya. Mark membayangkan bagaimana keceriaan dan meriahnya perayaan nanti.

Setelah selesai mandi dan mengenakan setelan kemeja dan celana panjang yang formal dengan jas hitam, Mark terlihat makin tampan. Mark pun segera pergi menjemput Megan. Dia yakin jika orang tuanya menyukai Megan. Dia pun ingin segera melamar Megan.

Sesampainya di kontrakan Megan, Mark pun turun dari mobil dan menghampiri Megan. Kekasihnya itu terlihat sangat cantik dengan dress warna hitam selutut dengan bolero bludru berwarna putih. Membalut tubuh Megan yang putih dan langsing. Mark terkejut melihat kekasihnya yang terlihat luar biasa cantik.

"Sayang, kamu terlihat sangat cantik," ucap Mark.

"Ah, kamu terlalu memuji," jawab Megan yang kemudian mengunci pintu rumah dan pergi bersama Mark dengan mobil berwarna silver itu.

Saat perjalanan ke Dixie, Megan terlihat gugup. "Sayang, mengapa terlihat gugup?" tanya Mark.

"Gugup saja karena ini pertama kali makan malam acara keluarga dengan keluargamu, Mark. Aku takut jika melakukan kesalahan," ucap Megan yang kembali menata rambutnya dengan belaian tangan.

"Sayang, kamu yang terbaik. Tenang saja. Papa Mama sudah merestui hubungan kita. Tak perlu gugup," kata Mark menenangkan Megan.

Sesampainya di Dixie, Mark menggandeng Megan masuk ke restauran itu. Dia pun mencari di mana orang tuanya berada. Pelayan pun menghampiri ke Mark dan bertanya apakah sudah booking tempat. "Orang tua saya, Justin dan Maya sudah booking di sini," kata Mark pada pelayan.

"Oh, baik, Tuan. Sebelah sini." Pelayan mengantarkan Mark dan Megan ke arah tempat yang sudah dipesan Mama Maya dan Papa Justin.

Betapa terkejutnya Mark melihat Papa Justin, Mama Maya, duduk di sana bersama Luna. Mark langsung menggenggam tangan Megan dan menatapnya. Seakan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

Megan pun terkejut mengapa orang tua Mark mengajak perempuan itu? Dia mencoba bersabar.

"Mark! Akhirnya kamu datang. Mama, Papa, dan Luna sudah menunggu. Oh, iya, kamu jemput Megan dulu, ya. Sini ... ayo duduk," sambut Mama Maya dengan hangat tanpa merasa bersalah sama sekali menghadirkan Luna di tengah Mark dan Megan.

Megan pun memberi selamat dan kado pada Mama Maya. "Ma, selamat ulang tahun, ya."

"Iya, terima kasih, walau Mama nggak yakin kado ini bagus. Tapi nggak apa lah," jawab Mama Maya membuat hati Megan terluka.