Rina merasakan ulu hatinya perih, kemudian dia berdzikir ya Fattah dalam hati, berulang kali. Pikirannya hanya tertuju kepada sang suami. Rindu yang tak berujung, rindu yang masih berkelanjutan disimpan rapat olehnya.
"Cinta itu sangat indah, orang yang menjadi pasangan kita karena sesuatu rencana sang Ilahi. Pasti ada keajaiban nya. Mungkin saat ini kamu belum merasakan cintanya Mas Alfito kepadamu. Kamu merasa Mas Alfito masih menganggap kamu sebagai Anaya. Cobalah sesekali kamu lihat ketulusannya, tingkahnya segala kebaikannya betapa pedulinya dia kepadamu. Jujur aku sendiri sering mengeluh, kenapa suamiku tidak pernah mengatakan cinta kepadaku?"
"Itu ... kamu tidak bohong?" Fania, Fania yang merasa ragu dengan perkataan Rina.