Diana selesai menggarap cerpennya. Sementara kakaknya sibuk menemui klien. Fania duduk di dalam kamar hotelnya.
Dia memandangi keluar, terlihat dari dalam kamarnya pemandangan luar biasa.
"Ah ... jenuhnya ... rasanya ingin melarikan diri. Hiks." Fania merangkul kedua kaki yang sudah ditekuk olehnya. Dia merasa muak dan ingin terbebas dari pernikahannya.
"Aku pura-pura terus. Niatan ingin mencintai, tapi hatiku keras sekali ... hiks. Ya Allah aku benci diriku. Kurang apa coba Alfito? Sampai aku tak tersentuh," gumam Fania yang lalu mengeluarkan napas berat.
Fania membersihkan wajahnya dari bekas air mata. Fania lalu menyibukkan diri dengan mandi lalu merias diri. Dia sangat ingat, jika dia menghias diri dan suaminya senang memandanginya dia akan mendapat pahala.
Ceklek!
"Assalamualaikum." Alfito datang sambil mengendurkan dasi. Fania menoleh dan segera tersenyum, dia menghampiri sang suami dan mencium punggung tangan Alfito. Alfito tidak henti memandanginya.