Bersatu dalam pelukan hangat dan saling terlelap. Alfito bangun setelah mendengar suara azan dhuhur. Alfito perlahan mengangkat tangan Fania dan dan menurunkannya. Pandangannya tertuju kepada wajah cantik istrinya.
Dia hendak mencium kening istrinya namun takut Fania bangun. Alfito segera beranjak dan melaksanakan shalat.
Setelah tiga puluh menit berlalu, Alfito melihat Fania yang mengikat rambut kritingnya.
"Hai ... kamu istirahat saja ... biar aku yang menyiapkan kebutuhanmu, kamu ingin apa cepat katakan sebisaku aku akan melakukannya," kata Alfito yang mendekat dan memegang bahu Fania menatapnya sendu.
"Jangan terlalu berlebihan seperti itu. Aku sudah baik-baik saja," kata Fania yang lalu menurunkan tangan Alfito dari bahunya.
Cup!
Fania mencium pipi Alfito, membuat Alfito terkejut dengan melebarkan pupil matanya. Fania meninggalkan Alfito dengan senyuman, Alfito tersenyum lemas dan menjatuhkan tubuhnya di ranjang.
