'Aku merindukan tanganmu, belaianmu yang dulu memelukku saat aku takut. Ibu sudah mengajari arti kehidupan. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Walau keadaan yang miskin Ibu mengajari kejujuran, kebaikan. Ibu sama sekali tidak pernah mengajariku kebohongan dan mengajakku untuk tidak mengeluh. Hatiku perih ketika ibu merindukan Anaya dan tidak bisa berjumpa dengan Anaya. Aku sangat ingin mempertemukan mereka. Pertemuan yang malah menjadi kenangan pahit bagiku.' Fania berbaring lemah tanpa daya di lantai kamar mandi.