Setelah kegirangan Dayan menyaksikan hujan turun dengan derasnya menjelang senja. Dia kembali terlihat merana.
"Kesejukan masih terasa, kedamaian masih tersisa. Namun, kesendirian datang menyiksa, diriku yang merana. Aku bukan tak punya orang tua. Aku ditinggalkan dan tidak terdidik. Sampailah aku dititik dasar kehinaan. Kelakuanku yang sangat tidak pantas. Aku manusia biasa, aku ingin punya teman dan keluarga. Ingatlah, dalam kehidupan jika kita mencari teman hidup yang sempurna, mungkin kita malah akan kehilangannya. Warning! Semua punya kelebihan dan kekurangan. Aku mulai puitis padahal aku sangat merana." Dayan menghela napas.
"Hujan berhenti meninggalkan kesejukan, dan tanah yang basah. Aku yang merana karena hidup di rumah yang megah namun tidak ada orang tua. Waktu berjalan dan aku tumbuh. Tidak terasa aku terpisah dengan kedua orang tuaku, dan sudah lima tahun pengkhianatan ibu."
Dayan menyentuh kaca yang dingin sambil menikmati hujan yang begitu deras.