Dayan turun dari mobil, menutup pintu dan sejenak memandang rumah megahnya. "SesungguhNya ini titipan dariMu," ujarnya. Dia menghela napas, lalu berjalan masuk ke dalam rumah megahnya.
"Bismillah aku pasrahkan semuanya kepada Engkau, hamba ingin bertaubat, bantu hamba Ya Allah. Hatiku tersentuh, tubuhku bergetar. Ada ketakutan yang belum aku tahu, aku takut apa?" Dia berjalan dengan merunduk dan terus berjalan.
DER!
"Aa ...."
"Kenapa Den?" tanya asisten rumah tangga.
"Mbok Yah. Ajari taubat ya. Ajari shalat. Kayaknya aku mulai takut dengan api neraka. Kayaknya siksa itu sangat pedih. Aku sih dari dulu tidak percaya," ujar Dayan sambil mengelus dahi yang terbentur. "Mbok, carikan buku dan tatacara bersuci yang benar ya," imbuhnya. Asisten rumah tangga heran dan melonggo tidak percaya.
"Aku serius!" Dayan berjalan ke kamarnya. Asisten rumah tangganya hanya terpaku dan belum percaya dengan apa yang didengarnya barusan.