"Kalian berdua ada apa? Kenapa berdiri seperti musuh?"
"Ada kucing hamil lagi marah, Pa." Delon melirik ke arah Rachel yang nampak tak ingin membalik tubuh hanya sekedar menatap wajah tampan Delon.
"Ha, kucing hamil?" Jeno mengulum tawa mendengar perkataan menantunya. Bagaimana bisa istrinya sendiri dipanggil kucing hamil.
"Usir dia, Pa. Dia lebih senang sama monyet daripada kucing rumahan kayak Rachel. Rachel mau di sini," sahut Rachel dengan nada kesal. Tangannya bahkan sudah dilipat di depan dada.
Delon melebarkan matanya mendengar perkataan istrinya. Bagaimana bisa ada kacang lupa kulitnya seperti istrinya itu. Apa dia lupa yang membuat perut perempuan itu membesar siapa? Beraninya mau mengusir dirinya dari sana, pikir Delon.
"Kamu kuliah, Sayang. Jangan di sini terus, papa pasti tidak bisa bebas bekerja kalau kamu di sini," ujar Delon sehalus mungkin. Ia tidak mau kejadian yang lalu terulang lagi.