"Kenapa saya di sini? Tentu jawabannya mengantarkan ini ...." Regan menunjukkan potongan kertas yang berukuran sedang di depan mata Rachel.
Rachel menyipitkan matanya melihat potongan kertas itu sedikit memperlihatkan tulisan 'undian' kedua bola mata coklat Rachel langsung terbuka, mengambil cepat potongan kertas tersebut dari tangan Regan.
Regan tersenyum bangga, kali ini kerja bagai kudanya hampir mendekati sempurna. Apalagi melihat ekspresi Bossnya yang lebih tenang tidak seperti raja hutan yang kelaparan, semakin mengukuhkan dugaan kesempurnaan hasil kinerja Regan.
"Dapat dari mana? Malam-malam begini mana ada undian," celoteh Rachel yang langsung membuat Regan panas dingin seketika. Ia kira perempuan yang dulu kebanyakan meminta dan tau semua sempurna untuk dia, akan menerima saja penjelasannya. Kini lidah itu terasa seperti samurai yang berada di antara permukaan leher, siap menggores leher Regan kapan saja.