"Apa?! Lo mau jodohin calon istriku gue sama tua bangkotan kayak pak Renar? Yang bener aja, Non! Lo cantik, tapi otaknya cuma sebelah!" Nino menatap tidak suka dengan pada Rachel yang menahan tawa melihat Nino kesal padanya.
"Kalau Lo bukan jodoh Monica. Emang Lo mau apa, hah?"
"Yaa, gue paksaain lah!" kekeh Nino yang membuat Monica tertawa geli mendengar jawaban Nino.
Rachel menggeleng tak percaya mendengar jawaban dari pengawal kecilnya itu. Baru kali ini seorang Nino memaknai kepemilikan seperti ini.
"Jadi, Lo ke sini mau apa?" tanya Rachel yang seakan tahu ada maksud lain dari kedatangan Nino membawa Monica. Padahal tadi Monica sudah bilang bahwa perempuan itu tidak bisa datang menjenguknya karena menghadiri peresmian cafe baru Dani.
Monica melepaskan tautan tangannya dengan Nino paksa. Ia ingin duduk dengan tenang. Sejak tadi Nino selalu saja membuat tubuhnya berpeluh, meski aktivias panas mereka tadi telah selesai yang hanya menghabiskan waktu satu jam saja.