Elena yang tidak menyangka Areez akan mengungkit apa yang sudah dilakukannya semalam menjatuhkan garpu yang ada di tangannya sehingga menimbulkan suara yang begitu nyaring, hingga membuat Kainer dan Christian yang sedang menatap Areez mengalihkan pandangan mereka pada Elena secara bersamaan.
"Apa maksudnya, Elena?" tanya Christian dingin.
"Jawab Elena, beritahu bosmu yang hebat ini. Jadi dia tidak akan menyalahkan orang lain lagi jika kau kembali jatuh sakit," ucap Areez kembali memprovokasi Christian kembali.
Wajah Christian semakin merah mendengar perkataan Areez, kedua tangannya yang berada diatas meja bahkan sudah terkepal semuanya. Menunjukkan betapa marah dirinya saat ini.
Dan Areez yang sudah berdiri disamping meja Christian terlihat begitu menikmati hasil pancingannya, melihat Christian marah memberikan kesenangan tersendiri pada Areez.
"Elena," geram Christian memperingatkan.
Elena yang tidak punya pilihan lain akhirnya mengatakan apa yang sudah dia lakukan tadi malam, awalnya Christian tidak percaya namun setelah Elena menunjukkan bukti transaksi pembelian junk food itu akhirnya Christian terlihat sedikit tenang meskipun dia masih terlihat begitu marah.
"Aku punya penawaran untukmu, Elena," ucap Areez kembali bicara. "Perusahaanku sedang memerlukan seorang manajer dan aku akan sangat senang sekali jika kau mau bergabung denganku, tenang saja aku bukan tipe bos dictator. Jadi kau tidak usah takut, aku bisa jamin kau tidak akan pernah sakit jika bekerja denganku."
Wajah Elena memerah mendengar perkataan Areez, meski belum tahu kebenaran ucapan Areez namun Elena yakin sekali Areez berkata seperti itu untuk memprovokasi Christian.
"Aku juga akan memberikan gaji lima kali lipat dari gajimu saat ini," imbuh Areez kembali.
"Areez Floyen!" bentak Christian dengan keras secara tiba-tiba. "Aku peringatkan padamu, jangan macam-macam denganku."
Elena yang tidak menyangka akan mendengar Christian berteriak sekeras itu langsung mengepalkan tangannya sambil menundukkan kepala, meski teriakan itu tidak ditujukan kepadanya namun Elena merasa begitu takut.
Areez yang tidak merasa bersalah hanya tersenyum kecil mendengar peringatan keras dari Christian, alih-alih menyudahi provokasinya pada Christian tanpa rasa takut Areez melangkahkan kakinya mendekati Christian yang sudah berdiri dari kursinya. Areez menghentikan langkahnya ketika sudah nyaris berjarak beberapa jengkal dari Christian.
"Memberikan peringatan kepadaku? Memangnya apa salahku? Aku hanya memberikan penawaran kerja pada Elena dan itu adalah suatu hal yang sangat normal, tidak ada yang salah, bukan?" ucap Areez pelan sambil memasang wajah malaikat tanpa dosa.
"Kau tahu bukan jika Elena adalah sekretarisku?"
Areez mengangguk cepat. "Tahu, tentu saja aku tahu. Aku juga masih mengingat jelas perkataanmu kemarin yang mengatakan kalau kau sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak karena sekretaris mu itu tiba-tiba sakit," jawab Areez cepat dengan terus memberikan kalimat provokatif pada Christian.
Mendengar itu seketika Elena langsung mengangkat wajahnya menatap ke arah Areez, dia terlihat bingung dengan maksud perkataan Areez. Dan Areez yang sedang mencoba memancing api permusuhan dengan Christian seolah tahu apa yang ada didalam kepala Elena saat ini, dengan masih memasang senyum manisnya Areez berkata, "Bosmu ini, dia kemarin mengatakan padaku kalau dia kesal kepadaku karena sudah membuatnya mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk sekretarisnya yang sakit. Karena itulah aku tahu jika kau sakit."
Christian yang sudah panas langsung mencengkram kerah baju Areez dengan gerakan cepat, begitu cepat sehingga Areez tidak bisa menghindar. "Aku peringatkan kepadamu, Areez Floyen. Kau akan menyesali semua tindakanmu hari ini, aku bersumpah tidak akan pernah melupakan kejadian ini. Kau benar-benar sudah melewati batasanmu, Areez."
Areez yang tidak mau kalah lantas balik mencengkram tangan Christian yang sedang bercokol di lehernya. "Aku bukan anak kecil yang akan takut karena sebuah gertakan, Clarke. Aku akan dengan senang hati menunggu kau melaksanakan semua ancamanmu itu, buktikan kepadaku kalau seorang Christian Clarke yang begitu dihormati melebihi anggota kerajaan Luksemburg ini tidak hanya bisa omong kosong saja."
"Kau…" bibir Christian bergetar saat bicara, selama ini belum pernah ada orang yang begitu berani menantangnya secara terang-terangan.
"Ya, aku menunggumu membuktikan semua ucapanmu, Christian Clarke," ucap Areez begitu pelan hingga hanya mampu didengar oleh Christian sendiri.
Setelah berkata seperti itu Areez lantas menarik paksa tangan Christian turun dari lehernya, meski harus menggunakan sedikit tenaga namun akhirnya Areez berhasil melepaskan dirinya dari cengkraman Christian.
"Tawaranku masih berlaku untukmu sampai kapanpun Elena, aku akan selalu siap menyambut kedatanganmu di Auckland. Kau bisa pikirkan itu baik-baik," ucap Areez kembali dengan tenang tanpa rasa takut pada Christian yang menatapnya bak predator buas yang siap menerkam mangsa, menghiraukan tatapan membunuh Christian yang begitu kental Areez pergi begitu saja dari restoran itu disusul Aldrich yang sejak tadi hanya menjadi penonton.
Christian yang sudah begitu terpancing nyaris mengejar Areez kalau saja Kainer tidak langsung bertindak, Kainer yang masih bisa berpikir jernih melarang tuannya berbuat nekat karena hal itu bisa menimbulkan masalah besar di masa depan. Citra seorang Christian Clarke harus tetap bersih dan Kainer harus menjaga itu sampai kapanpun.
"Berikan aku semua data tentang Floyen sialan itu secepatnya," ucap Christian serak.
Kainer mengangguk patuh. "Baik, Tuan muda."
"Dan kau, Elena." Christian langsung menoleh menatap Elena dengan tajam.
Seketika tubuh Elena tegang, dengan takut-takut dia mengangkat wajahnya menatap Christian yang baru memanggil namanya. "Iya, Sir…"
Christian mengeraskan rahangnya, tanpa aba-aba apapun secara tiba-tiba Christian meraih tangan Elena dan mencengkramnya kuat seraya berkata, "Ikut aku, ada banyak hal yang harus kita bicarakan secara pribadi."
"Eh…"
Christian yang sudah begitu marah pun langsung menarik paksa Elena meninggalkan Kainer di restoran seorang diri, meski Elena termasuk memiliki tubuh yang tinggi untuk perempuan tapi tetap saja dia masih kalah jauh dengan Christian yang begitu berotot dan kuat. Karena itu Elena hanya bisa pasrah saat Christian terus menariknya paksa masuk ke dalam lift yang membawa mereka naik ke kamar, ke kamar Christian lebih tepatnya. Karena Christian ingin menyelesaikan semua masalahnya dengan Elena di sana.
Bersambung