Satu minggu sudah berlalu, sejak Christian pulang dari Jenewa untuk mengurus masalahnya dengan Areez Floyen yang sudah menantangnya. Kesibukannya di kantor menjadi semakin bertambah, setelah menunda kepulangan selama satu minggu, tumpukan dokumen yang harus dia selesaikan menjadi berlipat-lipat jumlahnya. Beruntung ada Elena yang dengan sigap membantunya menyortir dokumen mana dulu yang harus diselesaikan, sehingga kekacauan besar berhasil dia hindari.
"Ice latte," ujar Kainer pelan seraya menyodorkan segelas kopi nikmat kesukaan Elena dengan lembut.
Elena yang sejak jam makan siang kembali berkutat dengan tumpukan dokumen pemberian Christian mengangkat wajahnya ke arah Kainer yang baru kembali ke ruangan Christian, dengan senyum mengembang Elena meraih gelas kopi itu dari tangan Kainer. "Terima kasih."
"Hanya kopi, tidak perlu berterima kasih," jawab Kainer singkat.