Rashid menghentikan kegiatannya lalu menutup buku laporan kegiatan prajurit yang dibuat oleh Syarif. Ia memandang Syarif dan memintanya untuk duduk lalu menunjukkan sebuah pesan dari Andika kepada Syarif.
Syarif membaca pesan yang dikirim oleh Andika dengan kening bertaut. Ia memandang Rashid yang masih menunggunya menyelesaikan membacanya dan menatap Syarif yang kini duduk sambil memandangnya.
"Apakah ini benar, Pangeran? Dia benar-benar nekad kalau sampai melakukan rencananya."
Rashid mengangguk lalu mengetuk-ngetukkan jarinya di meja, rahangnya merapat menahan gejolak yang ada dalam dirinya.
"Pengeran Arsan apakah dia tidak akan kita libatkan?"