Zara menghela napasnya dengan berat. Ia benar benar merasa amat sangat khawatir. Setelah dari rumah Rayn, Zara sendiri langsung berlari dan menaikit taksi yang ia pesan secara online. Anehnya, sudah beberapa menit taksi belum juga berhenti sampai tujuan. Dan Zara sendiri tak tahu letak di mana rumah sakit Medika. Jadi ia hanya meminta diantarkan pada taksi online di depannya.
Rasa cemas, khawatir bercampur menjadi satu. Apalagi saat Ken bilang Mama dioperasi. Mata Zara bahkan sudah terasa panas. Padahal sebelum tadi sang Mama berangkat ke dokter kandungan, wanita itu tampak baik-baik saja.
Semoga saja Mama dan calon adiknya tak akan kenapa-napa. Zara takut Mahendra dan kedua kakaknya kecewa karena adik yang mereka nantikan tak bisa mereka lihat.
"Mas, rumah sakit Medika emang jauh banget ya?" Zara bertanya pada sosok supir di depannya.
Lelaki bermasker itu menoleh sebentar, sebelum akhirnya memfokuskan diri ke depan.
"Sebentar lagi juga nyampek mbak."
