"Astaga, jadi Zayn cuma jadiin Zara taruhan?" tanya Ken sekali lagi.
Dan Ghibran menganggukkan kepala untuk kesekian kalinya, "Ya, temen-temennya bikin taruhan, kalau dia kuat berhubungan sama Zara dengan waktu yang ditentukan, dia bakal dapet imbalannya."
Ken mengusap wajahnya kasar, tapi ia bingung dengan perlakuan Zayn pada Zara. Lelaki itu seolah tulus. Atau memang hanya sebuah kepura-puraan saja? Dalam kacamatanya, Ken bisa melihat semua perlakuan tulus Zayn. Apa mungkin dia bisa berakting sebagus itu?
"Tapi masa sih ah?" Ken seolah berada di tengah tengah antara percaya dan tidak percaya.
Ghibran menghela napasnya berat, lelaki itu segera meraih ponselnya, sebelum akhirnya menyodorkan ponselnya ke arah Ken. Sebuah Video.
Ken menatapnya lamat, sebelum akhirnya paham bahwa itu adalah sebuah bukti.
"Apaan sih lo, kok jadi gue!" Zayn tampak kesal di dalam video.