Sejujurnya, aku merasa dengan tidak enak dengan Mas Rendra yang selalu menunjukkan sikap baik terhadap anak-anakku.
"Apa kamu tidak keberatan, Mas?" tanyaku pada Mas Rendra. "Arini ... Kamu ini apa-apaan, sih? Jangan pernah berpikir begitu padaku. Aku seperti ini karena keinginanku. Paham, kan Arini?" Dengan nada sedikit tinggi, Mas Rendra menyampaikan suatu kalimat yang justru membuatku bingung. Saat ini, aku mulai merasa takut jika aku tidak bisa menjaga rasa cintaku terhadap Mas Riadi suamiku.
"Tuhaaan ... Tolong jaga hatiku."
Saat-saat sebelum Radit dan Arinda berlari mendekati Arini yang sedang duduk bersama Rendra, Ibunda Arini menarik tangan cucu-cucunya itu di dapur saat Beliau hendak membuatkan minuman untuk Rendra.
"Radit ... Arinda! Sini."
"Ada apa, Nek?" Radit bertanya.
"Kalian mau kan bantu Nenek?"
"Bantu apa, Nek?" Tanya Arinda.
