AUTHOR POV
Keesokan harinya Flora sudah di perbolehkan untuk pulang. Rencana nya Jake ingin memberikan kejutan kepada istrinya itu. Dan dia telah mempersiapkan semuanya dengan bantuan Catty, Mita dan Rosita beserta para Maid.
"Uncle.. Flo mau pulang ke rumah aja " rengek Flora saat mereka sudah ada di dalam mobil.
Jake hanya diam sambil mengemudikan mobilnya. Tatapannya Fokus menatap ke depan seolah tak menghiraukan Flora yang terus merengek ingin pulang ke Mansion.
"Uncle.. Kenapa diam saja.. "
Segaris senyum tercipta dari garis bibir Jake yang coklat kemerahan.
Merasa tak di hiraukan Flora mulai mendengus kesal.
"Uncle.. Menyebalkan. Yaa sudah kalau begitu turunkan Flo sekarang juga"
Jake tak bergeming mendengar ocehan yang keluar dari mulut istrinya itu. Jake cukup senang karena hari ini Flora berbeda dari biasanya. Hari ini sikapnya lebih hangat dan seolah hubungan mereka telah selangkah ada kemajuan.
"Ya sudah Flo akan nekad turun dari mobil ini sekarang!! " ucap Flora kesal sambil membuka pintu mobil .
Ciiitttt
Decitan pada ban mobil yang mendadak di rem terdengar nyaring sekali. Jake terpaksa melakukan itu saat melihat Flora nekad memaksa keluar saat mobil dalam kecepatan tinggi.
Dengan keras Jake kembali menutup pintu pintu mobil yang telah di buka Flora.
Cekalan tangan besar Jake pada Flora sontak menarik gadis berbadan mungil itu tertarik mendekatinya. Jake menggeram kemudian dengan kedua tangannya mengangkat tubuh mungil Flora hingga duduk di pangkuannya.
"Jangan pernah membuat ku khawatir" ucap Jake tegas sambil menekan tombol kunci pada mobilnya agar Flora tidak bisa lagi mencoba untuk kabur .
"Kita sedang di jalan Raya. Kau bisa celaka jika nekad turun " ucap Jake lagi.
Menyadari jika posisi mobil nya berhenti di tengah jalan raya, Jake segera menjalankan mobilnya dengan tenang.
"Tindakan ceroboh mu tadi bisa mencelakakan diri mu sendiri. Aku tidak bisa bayangkan jika kau terluka dan kembali di rawat di rumah sakit. Itu tidak boleh terjadi. Mengerti lah jika aku mencemaskan mu"
Perkataan Jake terdengar jelas di telinga Flora yang duduk di pangkuan nya dengan posisi Flora membelakangi Jake.
"Maaf.. Uncle.. " kata Flora Pelan.
"Sebenarnya Flora tidak sungguh-sungguh ingin lompat ke jalan , Flora hanya mencoba menarik perhatian uncle Jake saja. Flora hanya tak suka di abaikan"
Hanya dalam hati kata-kata itu terucap.
"Kau memang bandel istriku. Dan aku tidak bisa marah padamu. Tapi.. Aku akan tetap menghukum mu"
Perkataan Jake sungguh membuat Flora menegang seketika.
"Di hukum? Emang Flora salah apa? " tanya Flora dengan polosnya.
Jake menyeringai sambil menatap jalanan di depannya.
"Pertama kau membuatku khawatir dengan tindakan mu tadi.
Kedua kau masih saja bandel dengan memanggil ku 'uncle'. Aku ini suami mu jadi kau harus membiasakan diri dengan memanggil ku... Jake. Kau harus ingat itu"
Ucapan Jake begitu tenang sekaligus tegas.
"I.iya uncle.. Upss" Flora menutup mulut dengan kedua tangannya.
Isshhh mulut ini kenapa tidak bisa di ajak kompromi.
Gerutu Flora di dalam hati.
Sesungguhnya dia sedang menahan diri nya yang tengah di liputi dengan rasa gugup karena posisi nya yang berada dipangkuan Jake seperti ini. Secara tidak langsung Jake seperti memeluknya dari belakang.
"Kau memang bandel istriku.. "
Ucap Jake yang sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk menyentuh Flora.
Bagaimana pun selama beberapa hari mereka menikah, tidak ada kemajuan berarti dari hubungan mereka.
Mereka hanya tidur di satu ranjang yang sama. Terkadang mandi bersama dan makan bersama. Hanya itu. Tak ada kontak yang lebih intim selain berpelukan dan ciuman di pipi dan kening.
Jake melihat wajah Flora dari kaca spion di dalam mobilnya. Jake memandang bibir yang ranum merah muda itu. Seperti nya sudah sembuh. Dan Jake berharap jika istrinya itu tidak akan kesakitan jika Jake menciumnya.
"Bersiaplah. Aku akan menghukum mu.. " ucap Jake terdengar serak dan.. seksi.
Mobil itu berhenti saat di perempatan jalan, tepat saat lampu merah pertama muncul. Perlu waktu sekitar 90 detik untuk bersabar menunggu lampu hijau. Hal itu di manfaatkan Jake untuk mengerjai Flora.
Jake memiringkan wajahnya dan tangan kanannya sudah meraih wajah Flora agar semakin dekat ke arah nya.
Flora terkejut karena semuanya terjadi begitu cepat. Jake melumat habis bibir Flora dengan lembut seolah takut jika akan menyakiti gadis yang kini telah menjadi istrinya.
Decapan-decapan manja tercipta bagai alunan nada di dalam mobil tersebut. Kelembutan yang di rasakan Flora pada bibirnya benar-benar membuatnya merasa berdesir dan ... bergairah.
Akhirnya dia mulai membalas lumatan pada bibir bawah Jake. Lelaki itu tersenyum puas di sela cumbuan itu.
Aksi saling melumat itu terhenti ketika mereka berdua sudah hampir kehabisan napas.
"Kau.. sudah ada kemajuan heh"
ucapan Jake sungguh membuat Flora malu dan memerah saat itu juga.
Sejenak mereka saling pandang sembari menghirup udara sebanyak mungkin.
Tangan Jake memeluk erat tubuh mungil Flora semakin menepis jarak di antara keduanya.
Sesekali jemari nakal Jake menyingkap dress yang di kenakan Flora hingga paha mulus Flora terekspos menggoda. Dia menyentuhnya pelan membuat Flora semakin menegang.
"Uncle.. Jangan " kata Flora menahan tangan Jake yang sudah mengelus-elus lembut salah satu bagian sensitif nya.
"Kenapa hmm"ucap Jake serak.
Kini Jake sudah kembali menciumi bibir Flora. Kecupan-kecupan itu turun ke bagian rahang kemudian turun lagi ke bagian leher Flora.
"ssshhhh ahhh.. Uncle.. Geli"ucap Flora mengerjap-ngerjapkan matanya.
Jake tak bergeming dia terus saja menciumi bagian leher dan pundak Flora. Sesekali dia mengigit kecil di sana dan meninggalkan kissmark yang nampak.
"sshhh.. Uncle.. Please.. Shhh"
Jake menyeringai saat melihat reaksi Flora yang terlihat menikmati sentuhan darinya.
Tin
Tin
Antrian mobil dan motor di lampu merah telah memberi teguran pada mobil hitam yang di tumpangi Jake dan Flora agar segera jalan karena lampu merah telah berganti hijau.
"Sial... " maki Jake yang seolah baru sadar jika mereka masih di lampu merah.
Dia segera menjalankan mobilnya.
"Kali ini kau selamat.. Lihat nanti jika masih bandel.. Aku tidak akan memberi ampun"
bisik Jake serak di telinga Flora.
Flora hanya tersenyum malu-malu. Tapi seketika senyum itu tergantikan dengan rasa penasaran saat dia merasa jika di bagian bokong nya dari tadi merasa ada sesuatu yang menonjol keras dan
berdenyut-denyut terasa menekan ke arah nya.
Flora kemudian mencuri pandang ke arah Jake yang sedang fokus memperhatikan jalan di depannya.
"Kenapa kau melihat ku seperti itu? " tanya Jake.
"Ahh.. Ti.tidak. ." kilah Flora langsung menatap ke arah depan jalan.
Mobil itu memasuki pekarangan Mansion besar milik keluarga Kesuma.
Semua Pekerja di Mansion itu sudah berjejer di sepanjang jalan menuju teras menyambut kedatangan nona kesayangangan mereka. Ralat bukan nona lagi karena Flora kini sudah menjadi nyonya sejak dia menikah dengan Jake.
Flora mencoba beringsut ke kursi sebelah untuk merapikan diri tapi Jake langsung menahannya.
"Biarkan aku membantu merapikan penampilanmu" bisik Jake pelan seolah takut perkataan nya di dengar para Maid yang sudah menunggu mereka turun dari mobil.
Flora diam saja saat Jake merapikan penampilannya yang sedikit berantakan karena ulah tangan Jahil Jake yang sudah berani menggerayangi bagian tubuhnya hingga dress yang di gunakannya terlihat kusut. Belum lagi rambutnya yang sudah acak-acakan.
**************
"Selamat siang Tuan.. Nyonya.. " sapa para Maid yang terlihat sangat bahagia melihat kedatangan Flora dan Jake.
Flora tersenyum senang mendapatkan ucapan selamat dari semua orang yang menyayanginya.
"Aunty Flo.. Ngapain aja sih tadi di mobil lama banget? " tanya Catty sambil menaik turunkan alisnya.
Dia terlihat sangat ingin tahu .
"Enggak ada " ucap Flora yang sudah memerah jika mengingat tadi Jake masih sempat-sempat nya mengusili nya dengan kembali menggoda Flora dengan permainan lidah nya.
"Ahh masa sih.. Kok tadi mobilnya
goyang-goyang sih? " kata Catty lagi kembali menggoda Flora.
"Catty.. Jangan menggoda aunty Flora terus" ucap Jake langsung menarik Flora untuk memasuki Mansion.
************************
Jake langsung merebahkan dirinya pada ranjang besar di kamar serba pink itu. Sementara Flora baru saja menutup pintu kamar nya dengan ragu.
Dia masih berdiri mematung melihat lelaki dewasa yang sudah resmi menjadi suaminya itu terbaring di ranjang nya.
Dulu di ranjang itu dia biasa berbaring bersama Joy. Hanya berbaring sambil bercerita-cerita. Tapi itu dulu sebelum keadaan berubah. Dan Joy pun kini telah berubah.
Seketika Flora kembali teringat kejadian mengerikan yang hampir saja menghancurkan kehormatan nya.
Flora menggeleng dan berusaha keras menepis bayangan itu.
"Princesss.. Sayang.. Kenapa berdiri di situ? "
Melihat Flora seolah tak menghiraukan nya, Jake bangkit dan mendekati istrinya itu.
Cup
Satu kecupan singkat berhasil mendarat pada pipi mulus Flora.
"Jangan melamun jika sedang bersama ku " ucap Jake menyadarkan Flora dari lamunannya.
Jake menarik tubuh Flora ke dalam dekapan hangatnya. Wangi tubuh Jake begitu terasa nyaman membuat Flora terhanyut.
Setelah melepas pelukan itu Jake membawa Flora untuk menatap cermin besar di kamar itu. Jake memeluk Flora posesif dari belakang.
"Lihatlah.. Setelah 10 tahun berlalu saat seperti ini kembali terulang"ucap Jake melihat pada cermin besar itu.
Flora juga melihat ke arah cermin itu membiarkan Jake terus memberikan cumbuan pada leher dan juga pundak nya. Pandangan Flora terus tertuju pada kalung yang dia kenakan di lehernya dengan buah kalung huruf JF . Saat Flora sadar dari komanya dia selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang asal usul kalung itu.
**************
Sekilas bayangan
"Happy brithday my little princess . Sudah lama aku menunggu saat yang tepat untuk menemui mu . Tidak ada yang berubah dari mu . Hanya saja kau lebih tinggi dan berisi . Tentu saja kau semakin cantik"
Deg deg deg
Perasaan Flora saat itu amat kacau . Dia tak tau apa itu . Sesuatu yang tak bisa dijelaskan . Flora hanya bisa memandang lantai-lantai kamar mencoba mencari jawaban yang mungkin bisa di dapat .
Lelaki nan tampan itu menyentuh dagu nya " lihat aku Princess "
Seketika mata biru yang indah itu menatap dalam manik mata hitam milik Flora. Tangannya mengelus-elus wajah gadis itu dengan sayang .
" Aku memiliki sesuatu untuk mu , lihat lah "
Dia mengelurkan suatu kotak berwarna biru dan membukanya . Sebuah kalung emas putih dengan buah kalung bertuliskan huruf "JF "
"Kau menyukainya Princess ? "
Gadis kecil itu menganguk dan tersenyum
" Flo suka Uncle .. tapi ini seperti nya terlalu panjang untuk Flo "
" Kau boleh menyimpannya saja . Nanti kalau sudah pas kau harus memakainya okay " kata Jake sambil mengelus rambut hitam Flora.
"Makasii yaa uncle "
Cup
Satu kecupan mendaratkan pada pipi Jake . Lelaki itu tertegun menatap gadis kecil itu. Kemudian dia semakin mendekati nya dan mendaratkan sesuatu di bibir mungil berwarna pink itu.
Itulah ciuman pertama Flora yang di renggut tanpa sengaja oleh Jake .
************
"Ishhhh.. "
Flora meringis saat sakit terasa semakin bertambah di kepala nya.
"Princess.. Sayang kau kenapa? " tanya Jake namun Flora seakan tak bergeming.
Tangan nya terus memegang kepalanya dan tubuh mungil itu seketika luruh dalam pelukan Jake.
"Sayang kau kenapa? "
Jake segera membaringkan Flora pada ranjang dan segera menghubungi Dokter Haris.
**********
"Apakah sebelum ini dia pernah mengalami sesuatu yang membebani pikirannya? " tanya dokter Haris setelah selesai memeriksa keadaan Flora.
"Ya.." jawab Jake singkat.
"Bisa anda ceritakan kepada saya seberat apa hal itu" tanya Dokter lelaki itu langsung mendapat tatapan penuh intimidasi dari Jake.
"Anda tidak perlu tau"ujar Jake penuh penekanan.
Dokter Haris merasa mendapat sinyal kurang baik dari Jake segera mengalihkan pembicaraan.
"Begini mengingat kondisi nya yang terdahulu di tambah beban pikiran yang menekannya, saya rasa itu tidak lah baik untuk pemulihan nya. Jika dia sering pingsan karena sakit di kepalanya itu bisa memperparah keadaan nya"
"Langsung ke inti nya saja" ucapan Jake memotong penjelasan Dokter Haris.
"Sebenarnya saya tidak yakin dengan analisis saya. Tapi saya rasa Dokter saraf terbaik pun tidak dapat mencegah jika kemungkinan terburuk terjadi. Nona Flora bisa kehilangan semua memorinya bahkan lumpuh total. Dan kemungkinan yang lebih buruk dia akan meninggal
sewaktu-waktu jika terjadi pendarahan di otaknya"
Penjelasan dari dokter Haris sungguh menyesakkan dada. Jake langsung terdiam menerima kenyataan pahit tersebut. Ternyata kondisi Flora yang terlihat baik-baik saja berbanding terbalik dengan kenyataan sesungguhnya.
"Mengapa kenyataan ini sungguh rumit untuk bisa di terima.." lirih Jake dalam hati.
Setelah Dokter Haris pamit pulang, Jake langsung menghampiri Flora yang masih terbaring lemah di ranjang.
Mata sebiru laut itu memandang sayu ke arah gadis yang kini telah memiliki status sebagai istrinya itu.
"Sekarang yang ku ingin kan hanya melihat keceriaan terlukis di wajah ayu mu istriku. Tak ada yang lebih indah dari itu"
Cup
Kecupan lembut di daratkan Jake pada kening Flora.
Tak pernah bosan untuk Jake memandang wajah Flora. Kini Jake sudah merebahkan tubuhnya di sisi Flora. Dia memeluk wanita itu dan menghirup wangi yang menguar dari rambut Flora.
"Kau selalu indah dan memabukkan sayang" ucap Jake sebelum rasa kantuk mulai menguasainya.
*************
FLORA POV
Aku terbangun dari tidur ku. Cahaya lampu kamar yang terang menyilaukan mata. Biasanya setiap mau tidur aku selalu mematikan lampunya. Karena aku tak pernah suka tidur dalam keadaan terang.
Siapa yang menyalakan lampu nya ?
Aku menoleh ke arah jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.
Aku merasa haus. Aku perlu air dingin untuk menyegarkan tenggorokan ku yang terasa kering.
Ketika aku akan bangkit aku merasa ada sesuatu yang menahan ku. Aku menoleh ke arah samping dan mendapati lelaki yang kini menjadi suami ku tengah tertidur dengan nyenyak nya. Dia memeluk ku seolah takut aku akan kabur.
Ku perhatikan wajah tenang nya saat tidur. Terlihat begitu damai. Aku merasakan hembusan napas nya yang teratur dari jarak sedekat ini. Seketika jantung ku kembali bertalu-talu. Selalu seperti ini. Bahkan mungkin suara degupan nya akan terdengar seantero kamar ini karena sekarang sangat sepi senyap.
"Sudah puas memandang wajah tampan ku hmm "ucap nya serak dengan mata yang masih terpejam. Sontak aku segera berbalik memunggunginya.
Ku kira dia sudah tidur ternyata dia masih bisa tau jika aku sedang mengagumi wajah tampan nya.
Tapi apakah dia tadi hanya mengingau?
"Aku tidak mengingau istriku? Berbalik lah dan lihat aku.. " ucapnya bagai sihir bagiku yang langsung berbalik menghadap ke arah nya.
Kini wajah kami sudah saling bertemu. Sangat dekat. Manik mata biru laut itu seolah menghipnotisku untuk selalu menatap nya.
"Kenapa kau bangun princess ? Tidurlah.. Esok adalah hari yang panjang untuk kita" ucap nya sambil mendaratkan jemari kokohnya itu pada wajahku. Mengelusnya lembut dan aku menyukai nya. Yaa aku menyukai setiap sentuhan nya di diriku.
"Tapi.. Flo haus.. "
Dia tersenyum dan segera bangkit.
"Tunggu di sini. Aku akan membawakan air untuk mu "
Dia turun dari ranjang dan membuka pintu kamar.
Hening sesaat
Memang baru beberapa menit dia meninggalkan kamar ini namun entah mengapa rasanya aku tidak sabar untuk melihatnya. Yaa rasa haus ku itu seolah tergeser dengan rasa ingin ku terus melihatnya di dekat ku.
Apa yang terjadi pada diriku?
Apakah aku sudah mulai mencintainya?
Mencintai suami ku?
Yaa memang lah sudah seharusnya jika seorang istri memiliki cinta di hatinya untuk lelaki yang telah mengikat nya dalam suatu pernikahan.
Bukan kah aku sudah berniat untuk belajar menerima kehadirannya di hidup ku dan belajar mencintainya.
Aku tak menyangka jika rasa itu telah tumbuh secepat ini.
Entah apa yang terjadi pada tubuhku yang bergerak sendiri mengikuti insting ku.
Kini aku sudah berada di ujung tangga lantai dasar bangunan Mansion ini.
Aku melihat nya . Yaa dia suamiku.
"Princess.. Kenapa kau disini? Kenapa tidak menunggu ku saja di kamar? " ucapnya yang kini sudah berdiri di depanku.
Aku baru menyadari jika suasana gelap cenderung temaram menyelimuti. Tentu saja ini sudah lewat tengah malam. Semua penerangan di Mansion ini akan di kurangi jika sudah masuk jam tidur sekitar jam 10 malam.
Jake menggiring ku untuk mengikutinya duduk di sofa.
"Ini minumlah.." ucap nya sambil menyodorkan segelas air padaku.
Aku langsung meraihnya dan segera menghabiskan isinya.
"Makasih.. "ucap ku singkat.
"Iya. Sekarang ayo kita kembali tidur " ucapnya lagi.
Aku menggeleng
"Kenapa?
" Flo.. Tidak ingin tidur. Flora ingin
jalan-jalan.. "
Entah mengapa aku merasa tidak mengantuk. Aku sedang ingin keluar dan melihat matahari terbit.
Ahh Aku jadi teringat pantai.
"Nanti kita akan jalan-jalan. Tapi sekarang kita harus tidur dulu yaa princess"
"Enggak mau.. "
"Ayolah princess kau perlu istirahat yang banyak" ucap nya masih membujuk ku.
Aku hanya diam sambil mengerucutkan bibirku.
"Tidak mungkin aku menemani mu
jalan-jalan sekarang. Angin malam tidak lah bagus untuk kesehatan mu "
"Ini sudah jam 1 lewat. Sebentar lagi akan pagi" kilah ku .
Entah mengapa aku ingin sekali
jalan-jalan meski sudah lewat tengah. malam
"Memang nya kau mau kemana hmm"ucap nya sambil menatap ku intens dengan jarak yang sangat dekat.
Deg
Lagi. Degupan yang sama kembali
bertalu-talu . Aku harap dia tidak mendengar nya. Ahh aku sangat malu jika ditatap seperti itu.
"Flo.. I.ingin li.liat mata.ha.hari .... terbit" ucap ku terbata-bata.
Aku masih mengatur pernapasan ku yang agak kacau.
Dia tersenyum ke arah ku.
"Baiklah.. " ucapnya kemudian langsung menggendong ku ala bridal style. Aku sempat terpekik karena terlalu tiba-tiba.
Dia menurunkan ku pada mobil Jeep nya. Entah berapa banyak dia memiliki mobil. Yang jelas selama di sini dia sudah beberapa kali memakai mobil yang berbeda setiap harinya.
Aissshhh kenapa aku malah bingung tentang hal itu?
Bukan kah suamiku itu memiliki showroom mobil. Yaa aku ingat itu salah satu bisnis nya dari uang nya sendiri bukan dari uang ayahnya.
"Princess kita mau ke mana ? " tanya nya saat mobil ini sudah mulai jalan.
"Terus saja.. " jawab ku lagi.
Dia tidak terlalu paham jalanan di kota ini. Setau ku dia selalu menggunakan aplikasi google maps untuk menjelajah jalanan.
Akhirnya aku menunjukkan jalannya menuju keluar kota. Aku meminta nya memasuki kawasan di pesisir pantai.
Aku memintanya berhenti saat mobil ini sudah menyentuh garis pantai. Deru ombak memecah keheningan saat itu.
"Yaa berhenti di sini.. " ucapku.
Aku langsung keluar dari mobil. Dengan kaki telanjang aku menjejakkan telapak kaki ku pada pasir pantai. Saat kaki ku menyentuh pasir yang agak basah ombak kecil menyapu kaki ku hingga gaun tidur yang ku gunakan basah di bagian bawah nya.
Tak ku hiraukan hal itu. Aku merentangkan tangan ku lebar dan menghirup udara di sekitar pantai yang masih gelap hanya ada bulan dan sedikit bintang di sana.
"Kau senang princess? "
Aku menoleh ke samping ke arah suara yang ku kenal milik dari suami ku.
"Yaa.. Dari dulu Flo ingin bisa melihat suasana pantai di saat gelap hingga kembali terang saat mentari terbit"
Aku berjalan pelan menyusuri sepanjang bibir pantai yang sepi. Mungkin hanya ada kami saja di sini.
"Princess.. " panggil nya di belakang ku. Tapi aku seolah tak mendengar panggilannya.
Aku pura-pura tidak tau jika dia sedang mengikutiku dari belakang.
"Princesss... Sayang.. " aku menegang saat ku rasakan tubuh besar nya sudah memeluk ku dari belakang.
"Angin malam di sini tidak baik untuk mu. Ayo kita masuk ke dalam mobil.. "ucapnya pelan di telingaku.
Aku hanya diam sambil mencoba meloloskan diri dari dekapannya. Dan berhasil. Aku berlari kecil ke arah mobil yang telah jauh kami tinggalkan. Dia mengejarku dari belakang hingga dia berhasil menangkapku. Tapi aku kembali bisa meloloskan diri. Saat aku mendekati air laut yang surut aku
menyembur-nyemburkan air itu ke arah nya yang ingin menangkapku lagi. Dia juga membalas hal yang sama hingga kini aku dan dia sama-sama basah. Kami menikmati hal itu dengan riang tawa. Dan untuk pertama kalinya aku melihat tawa lepas dari wajah suami ku itu.
Aku pikir dia memiliki masalah dengan wajahnya yang jarang sekali menunjukkan ekspresi. Tapi tadi
benar-benar berbeda.
Saat ketahuan sedang melihat ke arah wajahnya dia menggelitik ku.
"Ahhh hentikan itu.. Jake.. Ahahahah... Geli.. "
Aku terjatuh ke air dan semua pakaian ku basah sempurna.
Byurrrr
Ombak kembali menerjang tubuh ku dan juga Jake hingga dia sama basahnya dengan ku.
Ahahahahahhahahahah
Kami berdua sama-sama tertawa lepas. Seolah semua beban telah hilang.
"Aku mencintaimu princess" bisik nya.
Aku kembali tertegun. Kata-kata cintanya kali ini membuat aku terharu.
Dia memeluk ku dengan posesif dan membawaku ke arah pasir pantai yang kering. Aku merebahkan diriku di sana dan dia juga melakukan hal yang sama.
Deru napas kami saling bersahutan. Bagaimana tidak hal yang tadi itu cukup menguras energi.
"Kau senang princess..? " tanya lagi.
"Harusnya Flo yang bertanya seperti itu. Apakah kau senang? "
ucapku membalikkan pertanyaan nya.
"Tentu saja aku senang"
"Ya aku tau itu.. " ucap ku memandang wajah tampan nya.
Kini kami sudah saling pandang.
Dia membimbing ku bangun untuk membawa ku ke dalam mobil.
"Flo enggak mau masuk ke dalam mobil " ucap ku manja.
"Katakan apa mau mu? "
Aku menarik tangan nya dan memintanya untuk menaikkan ku pada kav mobil Jeep nya ini.
Kini kami sudah sama-sama duduk di kav mobil sambil menatap laut dimalam hari yang terlihat tenang.
"Kenapa kau tidak mau masuk ke dalam mobil hmm" tangannya sudah mendekap diriku menepis jarak di antara kami.
Deg deg
Jantung ku harus segera di periksa. Harus.
"Kali ini saja.. Flo ingin memuaskan diri berjaga menunggu mentari terbit"
"Tapi masih lama sayang" bisik nya sensual di telinga ku.
"Tidak apa-apa.. Flo akan menunggu.. "
"Kau memang bandel. Dan pantas di hukum"
Jika dia sudah berkata seperti itu dapat di pastikan jika dia akan kembali mencumbu ku dan membuat ku bergairah.
Aku bahkan tidak yakin jika kesepakatan awal kami untuk tidak bercinta akan terlaksana. Dia memang sangat lihai menggodaku. Jika terus begini mungkin aku yang akhirnya menyerah dan memohon kepadanya untuk membatalkan kesepakatan itu.
Ohh aku tidak bisa membayang kan jika nantinya aku lah yang akan memohon kepada untuk memuaskan hasratku sekaligus memenuhi kepuasan nya juga.
Ohh no. Mungkin sebentar lagi aku akan gila jika terus memendam nya.
Ku rasakan jika bibir nya itu telah melumat bibir ku. Memberi kehangatan di sana. Lembut dan membuatku tak sadar jika kedua tanganku sudah mengalungi leher nya.
Dia tersenyum di sela ciuman itu. Dia kembali melumat bibir bawahku memberi gigitan kecil di sana hingga mulutku sedikit terbuka. Hal itu langsung di manfaatkan nya dengan memasukkan lidahnya ke mulut ku. Seolah Mengabsen setiap deretan gigi cantikku.
Lidah itu terus bergerak mencari-cari lidah ku seolah mengajak nya untuk menari bersama di sela kecupan dan decapan yang semakin memanas.
Permainan lidah nya benar-benar memabukkan hingga aku pun memberi respon dengan membalas setiap perlakuan nya.
"Kau cepat belajar sayang. Dan aku suka" ucapnya sebelum kembali mencumbu ku.
"Jake....ssshhh..." dia melepaskan cumbuan nya pada diriku.
"Sepertimya kita perlu pindah tempat" bisik nya.
Dengan pelan dia menurunkan ku dari kav jeep ini dan menggendongku masuk ke dalam mobil.
Dia mengitari mobil Jeep ini dan memasukinya. Sekarang dia telah duduk di sebelahku. Tatapan nya terus tertuju pada diriku. Dia melepas pakaiannya dan menyisakan celana boxer saja. Tubuhnya yang shirtless sangat seksi dan aku memerah seketika.
Dia kembali mendekatiku. Mengelus lembut wajahku.
"Kau sangat cantik my little princess" ucapnya membuat aku merona.
Dia menarikku Hingga kini aku duduk di pangkuan nya dengan posisi berhadapan.
Deg
Lagi. Jantung ku seakan mau copot.
Dia kembali melumat bibirku dan mencumbu ku lebih hot dari yang tadi. Dia mulai melucuti pakaianku bagian atas .
"Kau selalu indah sayang" bisik nya serak.
Aku kembali merona. Apalagi saat aku merasakan sesuatu yang berdenyut dan keras seakan menohok pusat inti ku yang hanya terhalang kain. Karena aku dan Jake masih menggunakan dalaman.
Suami ku itu terus mencumbu ku pada titik sensitif ku dan berhasil membuat aku mendesah dan mendamba percintaan yang sesungguhnya untuk pertama kali nya.
"You is my wife. Be mine. Remember that princess"
ucap nya menekankan kata kepemilikan nya atas diriku.
Ya aku memang telah menjadi miliknya.
Dan mungkin aku tak kan pernah bisa terlepas darinya.
Dan aku tak kan menyesali itu.
Kini aku sudah duduk di bangku penumpang di sebelah kemudi. Aku masih merunduk malu karena dia masih saja melihat ku.
Mungkinkah percintaan pertama kami akan berlangsung secepat ini ?
Di mobil ini?
Yang benar saja.
Tapi jika dia memintanya maka aku akan memenuhinya. Karena aku sekarang benar-benar tak lagi bisa menahannya. Ohh yaa ampun. Suamiku itu berhasil menaikkan birahi ku hingga ke tahap maksimal tapi dia belum juga menyentuh ku lebih intens.
Apa yang kau pikirkan Flo?
Ini memalukan. Sejak kapan aku jadi memikirkan hal mesum?
Yang benar saja ini bukan aku yang biasanya.
Dia kembali mendekat dan merubah posisi jok yang ku duduki ini menjadi berbaring. Dia Menindihku. Beban tubuhnya seakan menghimpit tubuh mungil ku. Bisa ku rasakan bukti gairah nya yang mengeras dan menekan bagian bawah perutku.
Seperti nya dia sangat tersiksa.
Jake kembali mencumbu ku dengan lembut. Tangan kanan nya kini bergerak ke arah dalaman ku .
Apakah dia akan melepaskannya?
Apakah akan secepat ini?
Tapi kenapa dia tidak minta ijin dulu jika ingin melanggar kesepakatan di antara kami?