Chereads / One Night Love With Friend / Chapter 28 - Hari yang melelahkan

Chapter 28 - Hari yang melelahkan

Namun saat itu tiba-tiba saja, Anna berjalan dibelakang mobil Nicole yang masih setia berdiri di sana. Anna memberhentikan sebuah bus untuk mengantarnya pulang, dan saat itu dengan sengaja Nicole berjalan di belakang bus untuk mencari tahu di mana wanita itu tinggal.

Perjalanan yang lumayan jauh sampai akhirnya memasuki sebuah gang, lalu Anna turun dan berjalan kearah apartemennya. Begitupun sebaliknya dengan Nicole, yang berusaha mencari tahu tentang di mana Anna tinggal, ia pun harus terpaksa turun dari mobilnya karena gang terlalu kecil jika masuk mobil.

Berjalan tidak jauh sampai terlihatlah apartemen kecil di sana, namun bagi Nicole itu bukanlah tempat yang tepat untuk di huni oleh manusia melainkan untuk hewan, ia pun bergumam. "Cih, kenapa Anna memilih tinggal di apartemen sekecil itu? Bahkan jika dilihat kamar ku saja lebih besar dari ukuran apartemen itu. Padahal uang dari hasil ia kerja denganku lumayan banyak, ternyata dia sangat pelit."

Nicole terus mengamati sampai akhirnya ia melihat seorang pria keluar dari apartemen sebelah dan langsung berjalan mendekati Anna. Ketika itu Nicole beranggapan yang tidak-tidak.

"Siapa lagi pria itu? Oh aku tahu aku kali ini pria simpanannya yang kedua, ternyata setelah dengan Hans dia berpindah ke pria yang jauh lebih buruk lagi. Benar-benar bodoh. Ah sudahlah kenapa sekarang aku jadi kepo seperti ini? Masa bodoh dengan apa yang akan Anna lakukan saat ini." Nicole kesal, namun ia berpura-pura tidak peduli.

Ketika membalikkan badannya untuk pergi, ia justru berbalik lagi tetapi saat melihat pria itu masih berdiri di samping Anna membuat Nicole memutuskan untuk pergi dari sana, meskipun Nicole penasaran dengan hubungan kedekatan dari mereka berdua. Hingga membuat Nicole diam-diam menatap Anna bersama dengan seorang pria.

Di sisi lain.

Anna ingin masuk ke dalam apartemennya, namun saat itu ia melihat Jackson sedang berdiri di depan pintunya seorang diri sambil menghisap sebatang rokok. Anna ingin langsung masuk, namun saat itu Jack justru menghampirinya.

"Dari mana saja, An?" tanya Jackson sembari langsung membuang sebatang rokok yang sedang ia hisap.

"Aku baru saja mencari kerja, tapi belum ku temukan. Oh ya sepertinya tadi aku melihat mu dengan seorang wanita. Dia siapa dirimu? Pacarmu ya?" Anna langsung bertanya, meskipun di antara keduanya masih teringat dengan pertengkaran kecil mereka.

Jack pun mengerutkan keningnya ketika mendengar hal itu. "Apa kamu sedang cemburu, An?"

"Omong kosong! Siapa yang sedang cemburu? Aku tidak cemburu, hanya saja aku sebagai tetangga yang baik seperti katamu sebelumnya jadi aku hanya ingin tahu saja."

"Oh ... begitu ya. Dia bukan pacarku, tapi dia adik angkat ku. Kami berdua mengenal beberapa waktu lalu ketika aku baru tiba di kota, dan dia lah yang membantuku di sini. Tapi kelihatannya kamu ingin sekali tahu tentang semua itu, An?"

Saat Jackson menjelaskan semuanya, Anna masih tidak percaya apalagi ketika kata adik angkat menjadi alasan untuknya.

'Adik angkat? Mana mungkin bisa keliatan mesra sekali apalagi kata-kata bicara mereka sungguh seperti seorang kekasih yang sudah lama tinggal bersama, dan tadi aku juga mendengar jika wanita itu berteriak. Oh ... aku tahu sekarang, mungkin Jackson malu karena menanyakannya, jadi dia tidak ingin kalau aku tahu apa yang telah ia lakukan. Dasar pria mesum ini ternyata mesum sekali,' batin Anna.

Anna terbengong sembari memberikan tatapan menyebalkan kearah Jackson. Namun, pria itu penasaran dengan apa yang sedang Anna pikirkan hingga ia mencubit pipi Anna yang menggemaskan hingga membuat wanita itu terkejut.

"Aw! Sakit ...."

"Yah abisnya siapa suruh ngelamun, pikirin apa sih? Oh aku tahu nih, atau jangan-jangan kamu lagi cemburu karena aku bawa wanita lain kesini ya terus terus kamu pura-pura nanya padahal kamu itu lagi tahan emosi kan sama aku? Ha-ha-ha ya ampun, Anna. Kalau memang cemburu ngaku aja deh, aku bakalan pilih tetangga ku yang pemalas ini kok." Jackson berbicara ngelantur sambil mencubit pipi Anna untuk kedua kalinya.

"Dih! Apa sih enggak jelas banget tahu! Aku itu lagi mikir kok bisa ya tetangga sok akrab, sok dekat, sok baik kaya kamu eh diam-diam masukin pacarnya sambil main di dalam. Kamu tadi lagi bikin anak kan di dalam? Udah ngaku deh, Jack. Rupanya kamu ini pria hidung belang seperti yang lainnya juga yah ... duh sungguh aku tidak menyangka hal itu," sahut Anna sembari menggelengkan kepalanya.

Namun, beda halnya dengan Jack, pria itu melotot sempurna ketika mendengar Anna berpikir macam-macam untuknya sampai dia menepuk jidatnya sendiri ketika mendengar semua hal aneh tentangnya itu.

"An, sadar. Kamu ini berdosa banget tahu, aku itu enggak kaya gitu kok. Aku pria baik-baik tahu, ihhh ... kamu jangan pikir gitu ihhh." Jackson berucap sembari memegang dadanya seolah-olah seperti kesakitan, ia pun berpikir jika dirinya sungguh tidak menyangka jika pikiran Anna begitu negatif untuknya, namun itu juga membuat dirinya tersenyum tipis.

"Ya sudah masa bodoh kamu mau bikin apa sama pacar kamu itu, mau jungkir balik juga enggak apa-apa tetapi satu hal yang harus kamu ingat wahai tetangga ku yang baik, Jackson. Inget jangan berisik! Apalagi suara desahan pacarmu itu membuat ku terganggu. Kalau begitu aku masuk dulu bye!" Anna ingin melangkah berbalik.

Ketika dia ingin masuk ke dalam apartemennya itu, dengan tiba-tiba Jack menahan lengannya, dan juga menariknya sampai mereka berdua begitu dekat, hanya berjarak beberapa centimeter dan deru nafas keduanya bertemu.

Jack terus menahan tangan Anna dengan kuat sampai Anna tidak dapat bergerak bebas, lalu kemudian Jack berkata. "Jujur padaku, An. Apa kamu sudah memiliki perasaan untukku?"

"Maksud mu apa, Jack? Aku sungguh tidak mengerti." Anna tidak berbohong.

"Kenapa tiba-tiba kamu jadi berbicara seperti tadi sampai penasaran dengan wanita yang datang ke apartemen ku. Apa mungkin kamu sudah memiliki perasaan untukku? Padahal sebelumnya kamu mengatakan jika aku tidak perlu terlalu banyak mengurusi kehidupan mu kan, lalu sekarang kenapa tiba-tiba kamu seperti ini?" Jack terus memaksa.

Anna tersenyum tipis saat mendengar semua perkataan dari Jack, ia pun begitu terheran dengan sikap Jack yang tiba-tiba berubah.

"Ayolah, Jack. Aku tidak mengerti dengan dirimu sekarang, kau ini ingin aku berkata apa, hah? Aku pun tidak tahu apa yang sedang kamu maksudkan. Jadi sekarang lepaskan aku karena aku kelelahan apalagi hari ini adalah hari yang melelahkan untuk diriku," jawab Anna.

"Melelahkan seperti apa, An? Ah kamu ini selalu saja seperti itu." Jack pun pelan-pelan melepaskan pegangan tangan Anna.