Semua kerabat dekat keluarga Haura dan Abi serta warga sekitar komplek rumah Abi mulai berdatangan untuk menghadiri pengajian almarhum Herman. Segala persiapan juga sudah dipersiapkan, baik dari minuman sampai makanan. Karena ada permasalahan yang dialami, mau tidak mau mereka harus memesan untuk segala keperluan pengajian malam itu.
"Neng Haura, yang sabar ya. Semoga Pak Herman di tempatkan di sisi terbaiknya," ucap salah satu tetangga Haura yang tidak jauh dari rumahnya.
"Terimakasih, Bu. Silahkan masuk."
Dari kejauhan juga terlihat kedatangan Pak Indra, selaku dosen semasa kuliah Abi maupun Haura. Ada juga beberapa karyawan Store. Id yang mulai berdatangan. Pengajian malam itu akan dilaksanakan di ruang tengah.
Setibanya Pak Indra di dekat Abi dan Haura. Pak Indra langsung menepuk punggung Abi seketika dia tahu wajah Abi yang begitu sendu, karena bagaimanapun rasa bersalahnya masih saja ia kenang. Entah sampai kapan akan ia pikirkan, dia pun tidak tahu. Bisa jadi selamanya.
