Tidak membutuhkan waktu yang lama, Haura dan yang lainnya sudah sampai dirumah sakit.
"Suster, dokter," teriak Firhan dengan sangat keras.
Mendengar hal itu petugas kesehatan langsung menghampiri Firhan di depan rumah sakit dan membawa Herman ke ruang UGD. Semuanya panik, bingung, ketakutan, khawatir, bercampur aduk menjadi satu.
Kirana juga langsung mengambil jas dokternya. Ia akan memastikan kalau ayah Haura akan baik-baik saja dan membantu dokter yang akan menangani masalah Herman.
"Aku mohon, Na. Selamatkan ayah saya bagaimana pun caranya. Kalau memang harus segera butuh donor. Haura yang akan mendonorkan hati Haura untuk ayah," pinta Haura dalam keadaan kacau, air mata yang mengalir tidak mau dibendung.
"Banyak berdoa, Ra. Aku akan berusaha semaksimal mungkin."