Entah dimana Abi belajar ilmu beladiri, tapi dirinya begitu hebat dalam mengalahkan dua orang preman itu. Sekali tonjokan tangan Abi, sudah bisa membuat bibir dua preman itu berdarah hingga meminta ampun kepada Abi. Mereka berlutut seraya meminta maaf.
"Ka-kami tidak akan melakukannya lagi, Ampun Pak," mohon dengan sangat kedua laki-laki itu.
Abi merenggangkan otot lehernya setelah berhasil menaklukkan preman itu. Kemudian merapikan kemejanya yang terlihat kusut. Bekas tangan para preman itu membuat jejak di jasnya.
"Kalau kalian masih melakukan pemungutan liar terhadap orang sekitar yang sedang mencari pundi-pundi uang, saya yang akan menyeret kalian ke kantor polisi," tegas Abi.
"Baik Pak. Apa kami boleh pergi sekarang?" tanya preman itu takut-takut.
Abi mengangguk pelan, kemudian menanyakan kondisi Haura apakah baik-baik saja. Ia melihat ke seluruh tubuh Haura untuk memastikan memang dirinya tidak terluka apapun.