Sudah banyak para wisudawan dan wisudawati di panggil satu persatu. Namun, nama Haura belum juga di panggil, membuat Herman khawatir berlebihan mengenai itu, padahal mana mungkin nama Haura terlewatkan, secara dirinya lah yang mendapatkan IPK tertinggi.
Herman nampak tidak sabar mendengar nama putrinya di panggil. Sedari tadi dirinya begitu gelisah dikursi roda, sampai orang tua di sebelahnya ikut menenangkannya. Maklum orang yang sedang sakit, memang seperti itu.
"Kapan nama Putri ayah di panggil," ujar Herman.
"Sabar, Yah. Putri ayah itu akan di panggil terakhir kali karena mendapat predikat nilai tertinggi," balas Firhan sembari menenangkan ayahnya.
Kini semua orang sudah mendapatkan gilirannya karena rata-rata mereka sudah memegang boneka toga yang diberikan kepada mereka dari kampus.
Haura juga tampaknya sedang menundukkan kepalanya, berharap namanya segera dipanggil. Biar jantungnya juga sedikit pelan berdetak.
