Di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Andra masih berusaha untuk membangunkan Jesika, tapi tetap saja ia tidak bangun. Andra lupa untuk mengecek urat nadinya. Sampai akhirnya Andra memberanikan dirinya dan denyut nadi Jesika masih berdetak. Andra menghela nafas panjang.
Andra menatap wajah Jesika yang ia dudukan di kursi depan, saking paniknya ia tidak sadar atas apa yang dilakukan, seharusnya ia meletakkan Jesika di kursi belakang agar dia bisa baring. Kalau di depan dalam keadaan tidak sadar akan menyusahkan supir karena harus memperhatikannya agar tidak kedepan badannya.
Sesampainya mereka di rumah sakit desa yang jauh dari kata layak, Andra memanggil dokter dan para perawat untuk menangani Jesika. Namun, tidak ada satupun yang menjawab. Karena sudah terlanjur kesal Andra menendang barang-barang yang ada di dalam rumah sakit itu.
"Hei, siapa disana?" tanya seorang perawat yang muncul dari lorong lain.