Kini mereka bertiga sudah ada didekat jendela dan mengintip ke arah luar. Memang terlihat bayangan yang bergerak serta suara sepatu melangkah ke depan rumah Haura.
Suara itu semakin mendekat dan terdengar jelas. Mereka bertiga memasang telinga dengan sebaik mungkin untuk memantaunya. Hingga tanpa mereka sadari ada seorang laki-laki yang baru saja melewati mereka.
Tidak lama dari itu bel berbunyi. Posisi orang yang sedang mengetuk pintu itu tidak kelihatan oleh monitor karena posisinya menyamping dari layar monitor.
Beberapa kali bel rumah itu berbunyi, tapi tidak ada satupun yang mau membuka pintu.
"Buka Mal. Katanya tadi berani, tapi sekarang kok malah takut. Siapa tahu jodoh kamu," ujar Abi di akhiri dengan tawa.
"Kalau begitu Pak Abi coba dulu, kalau berhasil saya akan ikut semua kemauan bapak. Apapun itu," balas Kemal dengan penuh semangat.
"Pegang janji kamu, Mal."