Azan subuh berkumandang dengan sangat merdu saat itu. Jesika keluar dari kamar dan melihat Abiamyu dan Haura sedang tidur bersama di sofa tengah. Sofa mereka yang besar itu cukup menampung dua orang jika berbaring di sana.
Emosi Jesika meledak, ia masuk ke kamar Haura dengan wajah yang penuh kebencian. "Tahan Jes, sebentar lagi kamu akan sampai ke tujuan kamu."
Haura membuka matanya dan merasakan ada hal aneh di dekatnya, seperti guling tapi lebih besar dari guling. Di lihat lebih jelas lagi, Haura melihat wajah Abimayu yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Haura menggelengkan kepalanya untuk memastikan bahwa itu mimpi.
Namun, kenyataanya ia tidak sedang bermimpi. Ada seorang laki-laki yang sedang memeluknya. Haura menyadari kalau dirinya semalaman tidur di sofa dengan Abimayu karena seingat Haura tadi malam ia berada di dapur. Haura menelan ludahnya, menatap wajah Abimayu yang sedang tertidur pulas.