"Kamu jangan kebanyakan ngomong. Nanti kalau gak enak mau nyalahin siapa?."
"Iya-iya. Aa Ilham diem, nih." Ilham menepati janjinya. Selama memasak mie, ia sama sekali tak mengeluarkan suara.
Begitu pun dengan Sheila, gadis itu masih mengawasi Ilham dari jarak dekat, namun enggan untuk berkomentar atau bertanya pada Ilham.
"Taraaa ... Mie goreng untuk Tuan Puteri akhirnya jadi!!."
Tubuh Sheila sedikit terperanjat karena Ilham yang tiba-tiba memekik dengan suara kencang.
"Ehm .. Sok atuh taro di atas meja," ujar Sheila dan Ilham mengangguk.
Sheila duduk untuk mulai menyicipi masakan Ilham. Meski hanya sepiring mie, Sheila sangat menghargai usaha Ilham.
"Aku makan, ya."
"Silakan, Neng." Ilham berdiri di belakang Sheila yang tengah menyantap mie nya dengan lahap.
Ilham tersenyum di belakangnya. Senang sekali rasanya melihat Sheila memakan masakannya dengan lahap seperti itu.
"Enak, Neng?," tanya Ilham.
"Enak, kok."
