Chereads / Raihan & Raisya / Chapter 6 - 5. POV Raihan

Chapter 6 - 5. POV Raihan

"Kesialan Dari Raisya"

🌼🌼🌼🌼

Aku mengelap keringat di sekujur tubuhku. Hawa yang gerah. Tempat yang sempit dan pengap. Toilet. Disinilah aku. Jangan ditanya kenapa. Sesuatu terjadi. Dan itu hal yang bodoh. Sangat bodoh.

Seorang peraih olimpiade tingkat provinsi sedang mengepel lantai toilet? Ck! Aku mendengus kesal karena hal itu sedang terjadi pada diriku.

Pintu terbuka dan disanalah si kampret dua kunyuk memasuki ruangan toilet khusus cowok disini.

"Ngepel mas?"

"Anu.. Rajin. Sumpah."

Dan mereka terbahak bagaikan penonton bayaran di reality show siaran. Kekesalanku bertambah. Tapi sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Mereka adalah dua cowok ciptaan Allah didunia ini dan di takdirkan bersahabat denganku. Mereka adalah si anu dan si nua. Lucu ya nama mereka. Tapi tenang, hanya julukan.

Si anu, bernama Muhammad Fathur. Setiap diajak bicara, kata anu adalah hal pertama yang terlontar di bibirnya. Berkulit putih, pembenci gorengan karena minyak mudah membuatnya radang tenggorokan dan tentunya penyuka game online sepertiku.

Ah satu lagi, kurang percaya diri untuk menyukai cewek karena memiliki kekurangan. Kalian tahu kekurangannya apa? Tidak bisa mengendarai motor dan dia pernah jatuh masuk selokan saat belajar bareng Nua. Tentu saja mereka terjatuh karena Nua menatap seorang cewek cantik anak pak RT yang baru saja pulang dari pengajian.

Si nua, bernama Muhammad Malik. Nua adalah julukan dari orang tuanya karena seorang ibu paruh baya bernama ibu nua yang merupakan tetangganya sendiri dimasalalu, telah berjasa membantu sang ibu melahirkan Malik di rumahnya. Nua memiliki kulit kuning langsat, penyuka gorengan karena harganya yang murah meriah.

Nua suka tebar pesona pada guru. Pesona dia adalah sering juara kelas sehingga membuat para guru memberinya nilai tinggi setiap mata pelajaran, semua pekerjaan rumah dan nilai-nilai rapot setiap ujian dan semester.

Nua juga tipe cowok pemikir keras. Memilih menggunakan sepeda roda dua ketimbang motor atau mobil. Baginya, hemat bensin adalah hal yang terpenting dalam hidupnya. Kalian tahu kenapa? Karena uang jajan sekolahnya beserta uang bensinnya dialihkan ke game center milik bang jono didekat rumahnya.

Jika di kisahku kalian berharap bertemu dengan dua sahabatku yang playboy, tampan, di gandrungi siswi-siswi, tajir dan badboy.. tentu saja tidak. Bagi kami, cewek adalah hal yang menganggu. Kami gamers sejati.

Cewek bukanlah mainan kami. Kami lebih suka bermain game, petualang, ambisi kemudian menang. Dan kami bukan pemain hati dan perasaan cewek.

Kami punya ibu, dan kedua sahabatku tentunya memiliki saudara kandung perempuan yang tentunya tidak boleh kami sakiti hati dan perasaan mereka.

"Nih tangkap!"

Aku menoleh kearah Si Anu. Rupanya selain mengejek dia berbaik hati karena telah membawakanku sebotol air mineral dingin.

"Noh makan!"

Dan lagi, si Nua juga melemparkan sebungkus roti kearahku. Kalau boleh jujur, saat ini aku memang sedang lapar. Hukuman ini benar-benar menyiksa meskipun semuanya sudah selesai.

Aku meletakan kue dan air mineral didekat wastafel, mencuci kedua tanganku hingga bersih lalu keluar toilet dan mencari bangku untuk duduk melepas rasa lelah.

"Em Anu.. Aku harap saat ini sedang tidak bermimpi." ucap si Anu sambil duduk di sebelahku.

"Apa sekolah ini butuh di ruqyah?" timpal di Nua.

Anu berucap. "Anu. Itu.. em boleh juga."

"Kalian kenapa?" tanyaku pada mereka.

"Kami merasa heran."

"Soal?"

"Ini pertama kalinya kami melihatmu mendapat hukuman! Sebenarnya ada apa?" tanya si Anu dan merasa tidak terima dengan kenyataan yang aku alami sekarang.

Si Nua ikut berkata. "Apa jangan-jangan guru disini sedang di pengaruhi jin dan iblis untuk menghukum anak sebaik dirimu Rai? Ini tidak bisa di biarkan!"

"Aku tidak apa-apa."

"Tapi-"

Aku berdiri lalu membuang bungkus roti dan sebotol air mineral yang sudah habis ketempat sampah, berjalan meninggalkan mereka tanpa perduli.

"Rai! Raihan!"

"Woi! Astaga!"

Aku tidak perduli dengan mereka sekalipun mereka sudah baik denganku. Aku butuh pulang dan segera istrirahat karena satu jam yang bel tanda berakhirnya belajar mengajar telah berbunyi.

Malam ini banyak tugas dari guru Bahasa Indonesia yang harus aku kerjakan. Aku tidak suka membuang-buang waktuku. Setiap satu detiknya, sangat berharga bagiku. Kalian tau kenapa? Tentu saja aku ingin melakukan hal-hal penting terlebih dahulu sebelum berperang dengan game online. Para tokoh-tokoh animasi itu telah menungguku dirumah. Tepatnya di dalam komputer yang belum aku hidupkan.

Dan hal yang paling kusesali saat ini adalah, aku menggunakan satu detik itu ketika tanpa sengaja menemukan sebuah buku teronggok di lapangan basket tadi. Aku mendekatinya lalu meraih buku itu dan ternyata, sebuah buku tata Surya yang di ambil oleh si lebay Raisya.

Tapi..

Petugas perpustakaan melihatku yang memegang buku yang di carinya. Kalian tahu apa yang terjadi? Aku yang terkena imbasnya karena di tuduh membawa buku tersebut tanpa izin dan toiletlah lah menjadi tempat yang aku pilih sebagai tutup mulut seorang petugas perpustakaan tadi dengan segala wejangannya yang panjang karena aku paling benci dengan hal-hal yang berisik.

Waktu berharga selama 1800 detik terbuang begitu saja hanya karena si lebay Raisya untuk hal-hal yang tidak penting dan tentu saja aku menyesalinya, Ck!

Selain berisik dan lebay, Raisya adalah satu-satunya kaum hawa yang harus aku hindari agar setiap detik berharga yang aku miliki tidak terbuang begitu saja apalagi karena dirinya.

❣️❣️❣️❣️

Dan akhirnya, Raihan lah yang terkena hukumannya 😂

Jahara memang Raisya itu 😶

Btw, Teenfiction ini di update setiap insya Allah setiap hari Jumat ya. Sehat selalu buat kalian..

Jangan lupa baca Al-khafi 🖤