JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA
PART AKAN DIPRIVATE ACAK
Terimakasih ๐ค
__
"Perkenalan Tentang Raihan"
๐ผ๐ผ๐ผ๐ผ
Suara alarm yang begitu nyaring terdengar dari ponselku. Aku mendengus kesal. Bayangkan saja ini adalah hari Minggu. Niatku ingin bangun pagi batal begitu saja akibat alarm yang menyebalkan itu.
Samar-samar aku membuka kedua mataku. Aku pun meraih ponselku dan melihat bahwa sekarang pukul 06.00 pagi. Aku memilih menonaktifkan saja daripada menganggu jam tidurku.
Setelah melakukan sholat subuh tadi aku memilih tidur kembali karena mengantuk akibat semalam bergadang. Semalam benar-benar hal yang membahagiakan. Kalian tau apa? Haha tentu saja aku memenangkan pertandingan game online dengan teman-teman sekolahku di komputer.
Tapi sebelum itu, perkenalkan. Aku Raihan. Papi dan mami ku biasanya memanggilku si pangeran dingin. Ntahlah. Biarkan saja mereka menganggapku seperti itu karena kenyataannya aku memang suka menyendiri, pendiam, cuek bahkan tidak suka keributan dan suka berbicara apa adanya. Satu lagi Singkat. Padat dan jelas.
Ah sudahlah. Lebih baik aku memilih tidur kembali. Sudah cukup penjelasan tentangku. Oke?
Aku memejamkan kedua mataku hingga sebuah gedoran pintu yang begitu nyaring terdengar. Rasa marah akibat terganggu hadir begitu saja di dalam diriku.
Tapi aku tidak boleh melakukannya. Tentu saja karena yang mengetuk pintu adalah si Yang Mulia Ratu mami. Seorang ibu yang telah berjuang melahirkan pangeran kecilnya.
Seorang ibu yang sejak kecil berangan-angan menjadi putri cantik di Disneyland hingga di usianya yang sudah pertengahan tahun dan terbawa-bawa sampai di usia menikah dengan paduka papi saat ini. Dan lahirlah aku, Si Raihan pangeran tampan.
"Pangeran!!! Pangeran!!! Pangeran Rai!!! Ayo nak bangun! Ini sudah siang. Matahari sudah di atas langit. Jangan sampai telat makan! Sudah cukup telat jodoh!"
Aku memaksakan diri untuk memejamkan kedua mataku meskipun sebenarnya sangat sulit. Oh ayolah.. ini hari Minggu guys. Bisakah sekali saja aku bangun siang meskipun itu hanyalah angan-angan?apalagi mami menyebut kata jodoh. Ish, ayolah mam... Aku masih berusia 17 tahun. Bahkan belum punya KTP karena sedang di urus oleh Pak RT dua hari yang lalu.
Suara gedoran pintu di ketuk semakin kencang. Sekencang debaran hati para jomblo fisabilillah begitu ketemu gadis-gadis cantik di luar sana.
Tunggu.
Gadis-gadis cantik? Ck, maaf maaf jika aku berkata seperti tadi. Tentu saja aku hanya bercanda. Usiaku memang masih muda. Baru 17 tahun. Dan seumur hidupku aku tidak memikirkan soal gadis, cinta, kekasih, pacaran atau semacamnya.
Tidak ada hal yang paling membahagiakan terkecuali game online. Jika diluar sana para cowok-cowok berbondong-bondong ke toko hanya untuk membelikan kue, coklat, brownis, bunga, boneka, untuk para gadis-gadis... lain halnya denganku. Kalian tau kenapa? Tentu saja aku memilih menghabiskan uangku untuk membeli peralatan yang berhubungan dengan game.
Bisa jadi seperangkat PlayStation. Hardisk berkapasitas besar. Komputer terbaru, koleksi kaset game PlayStation, PSP, dan semacamnya. Semuanya tidaklah murah. Semuanya mahal. Maaf bukan aku sombong, karena pada dasarnya aku memang hobi bermain game dan aku rela mengeluarkan jutaan rupiah hanya untuk membeli peralatan tersebut.
Dan tentunya aku membelinya dengan uang tabungan ku sendiri. Sejak kecil, aku terbiasa mengontrol uang jajanku. Baik uang harian dari ratu mami atau uang sangu sekolah dari paduka papi.
Aku menajamkan pendengaranku. Mencoba fokus apakah gedoran pintu kamarku terdengar atau tidak. Dan sepertinya tidak. Ah syukurlah.
Akhirnya ratu mami mulai lelah. Selelah diriku akibat semalaman bergadang.
Tapi aku salah.
Tiba-tiba selimutku tersibak dengan kasar. Dan aku terbangun begitu saja mendapati paduka papi didalam kamarku. Astagaaaa kapan papi membuka pintunya. Tak hanya itu saja, pintu balkon kamarku pun terbuka.
"Papi?"
"Sudah siang! Matahari sudah naik bagaikan harga sembako yang sedang naik dipasar." Dengan santai papi memperlihatkan kunci cadangan pintu kamarku dan aku terkejut dan aku tidak menyangka.
"Papi, ini hari Minggu. Aku cuma ingin-"
"Tidak ada keinginan apapun kalau kamu berniat bangun siang!" kesal papiku. "Sejak sekolah kamu suka bangun siang! Jika tidak di bangunin kamu akan terus-menerus bangun siang pangeran Raihaaaann."
Aku mencelos. Salah satu kekuranganku adalah aku sulit bangun pagi. Sekalipun alarm terus berbunyi tetap saja aku akan tertidur kembali dengan pulas. Ah sepertinya alarm yang pas adalah alarm dari paduka papi dan ratu mami.
Dan akhirnya, aku pun memilih mengalah daripada papi akan terus marah-marah seperti itu. Tentu saja aku tidak tega karena jika itu terjadi, Papi akan segera melarikan diri ke dapur kemudian mengisi makanan didalam perutnya untuk meredakan amarahnya.
Makanan adalah salah satu ikhtiar terunik sebagai pelampiasan jika paduka papi sedang marah. Dan kali ini aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Seperti yang papi bilang, harga sembako sedang naik dipasar.
Begitulah sedikit banyaknya kisah tentang keluargaku. Aku cuma ingin mengucapkan, Selamat datang buat kalian di kisah tentangku ini dan kedepannya. Semoga kalian suka.
Doakan kedepannya supaya aku bisa bangun pagi. Terima kasih.
๐๐๐๐
Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa share cerita terbaru ini ke teman-teman kalian ya.
Walaupun baru chapter 1, rasa syukur tak terkira jika kalian ada membagikan atau mengsharekan cerita ini kepada teman-teman kalian.
Jangan lupa follow akun ini untuk mendapatkan notip terbaru updatean kisah Raihan & Raisya.
With love
LiaRezaVahlefi
Instagram : lia_rezaa_vahlefii