Mata hijaunya dipenuhi dengan kengerian dan kewaspadaan. Setelah duduk di depan makam, wanita itu mendengar perintah untuk berdiri dan membalikan badannya. Angela menurutinya, perlahan-lahan ia berdiri sembari mengangkat kedua tangannya, lalu ia membalikan badannya, menatap sosok yang sedang menodongnya dengan senapan.
Angela menelan ludahnya, air hujan dan kabut menutupi pandangannya sekilas, namun saat dia berhasil menajamkan pandangannya, ia yakin sosok pria dengan pakaian jas hujan lengkap dengan topinya itu bukanlah orang jahat.
Mata biru itu membulat saat tahu siapa yang sedang dihadapinya. Pria itu kemudian menurunkan senapannya dan melepas tudungnya untuk memperjelas pandangannya.
"Apa – Angela!"
Angela, dengan masih menahan air mata yang turun berusaha untuk membuka mulutnya, "Stefan."
