Setelah sekian tahun lamanya, Nathanael akhirnya menginjakkan kakinya lagi di rumahnya. Mata cokelatnya beredar menyapu seluruh inchi halaman rumah itu. Menurutnya tidak ada yang berubah, semuanya masih terlihat sama seperti terakhir kali ditinggalkan olehnya dulu.
Dia menghela nafas, helaan nafasnya tidak terdengar berat. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ke halaman belakang rumahnya. Pria yang berumur awal dua puluhan itu terus menatap lurus ke depan tanpa memalingkan wajahnya. Mengabaikan sapaan dan salam dari para pembantu dan pelayan di rumah. Nathanael tidak merasa harus menjawabnya, toh dia tidak berencana untuk tinggal di rumah itu walau semalam.
Langkah kakinya berhenti saat melihat sebuah vas yang ada di ujung ruangan yang dilewatinya. Setangkai bunga lili menghiasi meja kecil itu sebelum akhirnya Nathanael berjalan mendekat dan mengambilnya. Pria itu kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke pemakaman keluarga yang tak jauh di belakang rumahnya.