Lucas menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, tangan kanannya terus bergerak seraya menyodorkan sebatang rokok ke mulut. Saat dirasa rokok tidak mampu lagi menenangkannya, Lucas kemudian mengambil sekaleng bir yang ada di atas meja.
Mata merah ruby itu mulai menatap langit-langit dengan sayu, dalam hatinya ia mengutuk dirinya sendiri yang telah berubah menjadi lemah. Perubahan sikapnya ini sangat diluar dugaannya.
Awalnya dia merasa baik-baik saja, Lucas memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk menemukan Angela. Baginya tidak ada tempat bagi wanita itu untuk bersembunyi.
Saat seminggu pertama laporan yang diterimanya hanyalah ucapan minta maaf dari anak buahnya.
Minggu kedua, dia mulai kehilangan rasa nikmat dari jam istirahatnya. Setiap malam dia habiskan untuk memikirkan keberadaan Angela. Hingga akhirnya dia terkena insomnia, tubuhnya juga perlahan-lahan merasa lelah, hingga dia putuskan untuk merokok agar dia semakin tenang.