Chereads / SHAMELESS / Chapter 7 - #07 | DEVIL IN WHITE II

Chapter 7 - #07 | DEVIL IN WHITE II

Telinga Angela menangkap sebuah suara pria yang sedang bernyanyi. Angela mulai membuka matanya, samar-samar ia bisa melihat seorang pria sedang duduk di sofa di seberangnya, pria itu dengan santai memakan apel.

Angela mendapati dirinya tertidur di sofa kulit yang dingin, ia melirik sekitarnya, sepertinya ia sedang berada di sebuah ruang kerja. Meskipun ruangan itu memiliki pencahayaan yang minim, mata hijaunya masih bisa menangkap sebuah name tag yang ada di atas meja, ruangan ini bukanlah sebuah ruangan kerja biasa, lebih tepatnya ruangan ini kantor Lucas.

"Sudah bangun?" tanya Lucas santai. Ia masih mengigit apel yang ada di tangannya.

Angela mencoba untuk duduk dan mengecek seluruh tubuhnya. Ia masih berpakaian lengkap, hanya saja ia kehilangan blazernya. Rambutnya juga sudah acak-acakan. Angela mencoba menjauh dari Lucas.

"Mengapa kau menjauh dariku?" tanya Lucas santai. Angela terkejut saat lagu yang diputar oleh Lucas memainkan lagu yang aneh. "Go Fuck Yourself." Kata Lucas jauh membuat Angela lebih terkejut.

"A-apa?"

"Ah haha, maaf. Maksudku, judulnya Go Fuck Yourself milik Two Feet. Apa kau pernah mendengarnya?" tanya Lucas lagi.

Angela menggelengkan kepalanya. Ia mencoba menutupi dada dan pahanya yang mulai terbuka. Terkutuk kemalasan Angela yang tidak mau mengganti pakaian dulu!

Tapi itu tidak benar, bukan saatnya ia memikirkan pakaiannya di saat seperti ini. Angela harus berpikir logis dan tidak menyalahkan dirinya sendiri.

Mata Lucas terus memperhatikan Angela yang terlihat seperti sibuk sendiri dengan pertahanan dirinya.

"Aku mengira kau akan bangun esok pagi dan berteriak layaknya seorang wanita polos yang tidak berdosa. Ternyata aku salah." Kata Lucas.

Angela memilih untuk tidak menanggapinya, dadanya masih berdebar-debar dan pikirannya masih terfokus untuk mencari cara keluar dari tempat ini dan menjauhkan diri dari Lucas.

"Pertahanan tubuhmu lebih baik dari yang kukira. Tidak salah aku memperkosamu delapan tahun yang lalu."

Angela terkejut, ia mendelik mendengar ucapan Lucas. Pria itu mengucapkannya dengan sangat santai, seolah-olah apa yang ia lakukan bukanlah kesalahan.

"Anda ini apa sebenarnya?" tanya Angela dengan masih mempertahankan formalitasnya. Ia berharap dengan berbicara layaknya seorang rekan, Lucas bisa mengerti bahwa ia sedang membuat tembok.

Lucas menyeringai, "tidak perlu berbicara formal kepadaku," ia kemudian berdiri dan berjalan mendekati Angela, "kita bukanlah orang yang baru pertama kali bertemu." Lucas melirik tubuh Angela. "Lagipula kita sudah sangat dekat sebelumnya, bukan?"

Suara Lucas mengalun lembut, rendah dan berat di telinganya.

Emosi Angela tersulut, tatapan mata dan seringaian itu adalah hal yang paling ia benci. Ia kemudian mengangkat tangannya hendak memukul kepala Lucas. Namun, gerakan refleks Lucas mampu menangkap kedua tangan Angela dan mendorong Angela hingga jatuh ke sofa. Angela berteriak setengah panik, namun Lucas dengan cepat menutup mulut Angela dan menindih tubuh wanita itu.

Lucas kembali menyeringai.

"Marcus memberimu obat bius dengan dosis yang tinggi, kau bahkan masih bisa bergerak menyerangku. Angela kau benar-benar kuat." Puji Lucas yang malah terkesan seperti melecehkan.

Angela ingin berteriak, namun ia berpikir berteriak dan membabi buta bukanlah solusi yang bagus untuk situasi ini. Lucas adalah tipe orang yang tampaknya senang melihatnya frustasi, atau mungkin itu memanglah tujuan Lucas, membuat Angela berteriak layaknya orang gila dan menyerangnya tanpa rencana yang matang. Kalau begitu, ia harus menghadapi Lucas dengan cara yang lain.

Tenangkan dirimu, Angela. – pikir Angela mencoba untuk menurunkan amarahnya.

Angela menatap mata merah Lucas dengan tajam. "Apa anda ingin membunuh saya?" tanya Angela tenang.

Lucas terkejut menanggapi pertanyaan Angela, ia kemudian melepaskan tangannya, duduk di ujung sofa dan tertawa terbahak-bahak memegangi kepalanya.

"Ahahahahahahaha!"

Angela segera duduk dan menempatkan dirinya di ujung sofa yang lain. Ia mencoba untuk menutupi seluruh tubuhnya dengan kedua tangannya. Tawanya benar-benar memenuhi seluruh inchi kantor ini. Angela mulai ketakutan.

Ssttt tenang Angela, tenangkan dirimu. Pelan-pelan saja membujuknya. – pikir Angela lagi.

"Membunuhmu?" tanya Lucas setelah ia selesai dengan tawanya. Suaranya kali ini terdengar lebih dingin dan menyeramkan. Angela bisa merasakan bulu kuduknya berdiri. "Dari awal kita bertemu, aku tidak memiliki niatan untuk membunuhmu, Angela. Aku hanya ingin mengambil kembali apa yang menjadi milikku darimu."

Angela mengangkat kedua kakinya ke sofa. Ia mencoba membuat ekspresi tenang meskipun tangannya terlihat gemetaran. "Kalau Anda memiliki dendam kepada saya, ada baiknya kita membicarakan ini secara rasional, Tuan Scorgia." Ujar Angela.

"Apanya yang harus dibicarakan?" tanya Lucas heran. "Apakah ini perkara untuk melepaskanmu dan membiarkanmu melapor ke polisi? Tenang, aku tidak sedang menculikmu, Angela. Aku sedang melakukan perundingan denganmu. Kau tidak perlu setakut itu kepadaku."

"Tapi tetap saja, membius seorang wanita agar mau berkompromi dengan anda adalah bentuk tindak kejahatan." Bantah Angela.

Lucas mendekati Angela lagi dengan cepat, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Angela. Lucas bisa melihat wajah tenang Angela yang dibuat-buat. Ia juga bisa melihat tubuh Angela yang gemetaran. Baginya pemandangan ini lebih baik dari apapun.

"Lucas." Kata Lucas lagi. Ia ingin Angela memanggilnya dengan nama pertamanya. "Percayalah padaku Angela, hanya aku yang mengerti masa lalumu. Masa lalu yang kau lupakan semenjak kau memutuskan untuk mengikuti terapi psikologis."

"Apa maksudmu?" Tanya Angela.

Lucas mengambil rambut Angela yang ada di dekatnya, ia kemudian memutar-mutarnya dengan jari telunjuknya. "Aku sangat terkejut kau masih hidup dengan dipenuhi cinta, padahal kau telah mengambil apa yang menjadi milikku."

"Apa yang telah kuambil darimu? Bicaralah yang jelas." Tantang Angela.

"Kau." Jawab Lucas dengan mencium rambut Angela. Angela terkejut. Ia tidak mengeti apa maksud dari perkataan Lucas.

Angela kemudian mendorong tubuh Lucas menjauh darinya. "Jangan bercanda!" teriaknya. "Aku sudah bertunangan, bukankah Harrice telah memberitahumu?" kata Angela lagi dengan menunjukan cincinya ke wajah Lucas.

Lucas menatap cincin itu dengan tatapan tidak suka. Ia kemudian berdiri dengan menarik rambut Angela.

"Kya! Lucas, apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!" Angela meronta.

Lucas membawa Angela menuju ke kemeja kerjanya, ia tidak memedulikan Angela yang bejalan menunduk dengan memegangi rambutnya sendiri. Lucas tidak sabar membuka laci meja kerjanya yang sulit untuk dibuka, ia menarik rambut Angela lebih keras, Lucas benar-benar termakan amarahnya.

"Sakit, Lucas! Lepaskan!" teriak Angela mengaduh.

Setelah ia mendapatkan apa yang ia cari dari dalam laci, Lucas kemudian menarik rambut Angela dan mendorongnya hingga tubuh wanita itu menghantam jendela.

"Aku tidak peduli statusmu, jika kau berpaling dariku, aku hanya perlu menjinakanmu lagi." Katanya dengan santai. Tangan kanan Lucas mengambil botol air minum yang ada di sebelahnya, membuka tutupnya dan berjalan menghampiri Angela.

Sementara Angela yang masih merasakan pusing di kepalanya hanya bisa mengaduh dan berpegangan gorden, ia memekik saat Lucas menarik tubuhnya dan memaksanya untuk menelan sebuah obat. Tak cukup satu botol, Lucas memberikan Angela dua botol sekaligus untuk memastikan Angela menelan obat itu.

Angela memukul-mukul badan Lucas, namun percuma. Mulutnya terlalu penuh dengan air dan ia terpaksa menutup matanya karena Lucas menyiram wajahnya dengan air. Dengan tenaga yang tersiksa ia mendorong Lucas menjauh dari tubuhnya. Angela berjalan terseok-seok menuju pintu keluar.

"Uhuk! Uhuk!" Angela terbatuk-batuk. Tiba-tiba saja ia merasakan hawa panas yang menyeruak dari dalam tubuhnya. Ia berkeringat, nafasnya menjadi berat, kepalanya terasa lebih sakit, dan yang paling parahnya, Angela merasakan becek di bawah sana.

Menyadari obat yang diberikan oleh Lucas adalah sejenis obat perangsang, Angela kemudian memasukan tangannya sendiri ke dalam mulutnya, memaksa untuk memuntahkannya namun gagal. Angela jatuh terduduk, ia menoleh ke arah Lucas yang berjalan ke arahnya.

"Kau bajingan!" umpat Angela. "Jangan mendekat!" Angela mencoba untuk berdiri, namun tubuhnya terlalu lemas. Api gairahnya semakin membara, namun otaknya meminta untuk terus berpikir logis.

Tidak mungkin Angela melakukan seks bersama dengan pria yang ia benci.

Lucas mengangkat tubuh Angela lalu mendorongnya ke tembok. Lucas memegangi kedua tangan Angela, ia mencoba untuk menciumnya, namun Angela memalingkan wajahnya.

"Jangan coba-coba menyentuhku." Geram Angela dengan nafas yang terengah-engah.

"Aku sudah menyentuhmu sekarang." Ujar Lucas dengan menyelipkan pahanya diantara kaki Angela, hal ini sukses membuat Angela menoleh ke arahnya. Lucas menyeringai. "Lihatlah, aku tidak perlu memaksamu untuk menatapku, kau sendiri yang menoleh ke arahku." Bisik Lucas di telinga Angela.

Angela menutup matanya, ia bisa merasakan paha Lucas yang menggesek bagian bawahnya. Ia berharap Lucas berhenti, ini terlalu berbahaya, Lucas akan tahu jika Angela sudah sebasah ini.

"Apa ini? Aku hanya memberimu satu pil saja, Angela. Tapi kau sudah sebasah ini." goda Lucas. "Hahaha, aku semakin yakin kau akan kembali padaku, Angela."

"Hentikan, Lucas." Pinta Angela yang malah terdengar seperti desahan. Ucapan Angela semakin membuat Lucas semakin bergairah.

"Ucapanmu tidak sama dengan keinginan tubuhmu, Angela." Goda Lucas.

Astaga suaranya seksi sekali. – pikir Angela dalam hatinya. Dia benar-benar mulai kehilangan akal sehatnya.

Lucas mendekatkan wajahnya ke wajah Angela, mencoba untuk menikmati nafas berat Angela sekaligus menggoda Angela agar lebih lama tersiksa. Ia menggesekan pahanya dengan tujuan membuat Angela lebih menggila. Wanita itu mulai menikmatinya.

Lucas menjulurkan lidahnya, menjilat bibir Angela dengan pelan, mulai dari ujung kanan bibirnya ke ujung kiri. Angela mulai mengeluarkan suara-suara seksi kesukaannya. Nafas wanita itu semakin berat, Angela membuka mulutnya agar bisa menarik oksigen untuk memenuhi rongga pernafasannya. Yang justru membuatnya terlihat lebih seksi.

"Apa sekarang kau sedang menggodaku, Nona Vernon?" tanya Lucas dengan suara serak dan berat.

Angela menatap Lucas dengan penuh kebencian, namun mulutnya yang masih mencoba menarik oksigen masih saja terbuka. Lucas terkekeh melihat ekspresi Angela, sialnya ia menganggap Angela seperti sedang menginginkannya.

"Lihat dirimu sekarang, baiklah akan kuturuti kemauanmu."

Detik berikutnya Lucas mulai mencium Angela. Melumat bibir merah yang telah menggodanya dua jam yang lalu. Ciuman Lucas lapar yang terasa mendominasi bibir Angela, menekan bibir kecil itu. Bunyi kecupan mereka terdengar.

Lucas memegang tangan Angela dengan tangan kirinya dan menahan kepala Angela dengan tangan kanannya. Ciumannya berubah menjadi menuntut, ia tidak akan membiarkan Angela melepas ciumannya. Lucas tidak keberatan jika Angela kesulitan bernafas, karena itu adalah salah satu bentuk keseksian seorang wanita.

Ini tidak benar! Ini tidak benar! – pikir Angela

-Bersambung ke Chapter #08-