Terik matahari siang nampak tepat di atas kepala. Panasnya membara layaknya panggangan daging sapi didalam oven. Tak berapi namun terasa panas sampai ke dalam-dalam.
Terik siang seperti itu sudah biasa bagi warga kampoeng soreng yang tinggal di pinggiran pantai kalimantan. Panas nya kalimantan memang lebih panas jika di banding kan dengan daerah-daerah lain di indonesia. Apalagi kapoeng soreng yang letaknya di pinggiran pantai membuat teriknya matahari siang semakin menjadi-jadi.
Siang ialah waktu yang tepat bagi orang-orang untuk menyudahi sementara pekerjaan mereka dan beristirahat sejenak sambil menunggu adzan dzuhur. Rendi namanya, pemuda berusia 23 tahun yang sedari tamatnya smp dia melanjutkan kehidupannya dengan menjadi nelayan di kampoeng tersebut. Kehidupan kampoeng yang sederhana membuat orang tua rendi kesusahan membiayai biaya pendidikan rendi. Rendi sendiri pun tak kuasa melihat kedua orang tuanya tertatih-tatih mencari uang untuk rendi bersekolah. sedangkan untuk makan sehari-hari pun mereka kesusahan mencari beras. Akibatnya rendi dan keluarga hanya biasa memakan kentang dan tempe untuk sarapan serta makan siang mereka.
Orang tua rendi sudah terlebih dahulu memperingati rendi untuk tetap bersekolah. "Setidaknya engkau bisa bersekolah, dan bisa lebih baik daripada kedua orang tua mu ini Yang sama sekali tak pernah menginjakan kaki di bangku sekolah...."
Begitulah kata bu surainah, ibunda dari rendi. Tapi, tetap saja rasa iba rendi akan ke dua orang tuanya melebihi keinginannya untuk tetap sekolah. Sekalipun di sekolah ia kurang berprestasi, akan tetapi banyak ide-ide serta inovasi yang telah rendi perjuangkan untuk Kemakuran sekolahnya. Sampai-sampai para guru menyayangkan rendi yang dikala sebelum kelulusan ia mengutarakan Keinginananya yang hendak putus sekolah dan ingin bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Di hari kelulusan rendi bersedih sesedihnya, dikala ia mengamabil ijazah kelulusan teman-teman beserta guru rendi hanya bisa memberikan semangat dan jangan pernah menyesal dengan jalan yang telah ia tentukan.
Kembali lagi dengan rendi yang sedari jam 5 pagi sudah berlayar untuk mencari ikan, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 : 07.waktu di mana para nelayan pulang ke rumah masing-masing dan menyantap makan siang. Di rumah hanya ada ade, dan lowa. Kedua adik laki-laki rendi tersebut nampak bahagia dengan kedatangannya. sekarang ade sudah kelas 5 SD. Sedangkan lowa baru saja tamat Tk. Keduanya bisa di bilang berumur jauh dengan rendi yang sekarang sudah berusia 23 tahun. Dengan kehadiran kedua adiknya tersebut baik ayah, rendi maupun ibuk rendi. Berusaha semampu mungkin agar kedua adiknya tersebut mendapatkan pendidikan yang layak dan bisa memberikan kehidupan yang lebih baik lagi kepada keluarga di masa depan kelak.