Tentu saja Bai Chuxiao memahami ucapan Zhong Yi ditujukan padanya.
Dewi? Apakah yang dimaksud Dewi itu Bai Meijie? Ya Tuhan, memang benar kecantikan itu mampu membutakan mata seseorang. Apa-apaan selera Zhong Yi ini... Batin Bai Chuxiao mengeluh.
Ketika lift tiba di lantai yang dituju, Bai Chuxiao adalah orang pertama yang keluar.
Zhong Yi melihat Bai Chuxiao berjalan ke arah pintu kamar 2101, seketika matanya terbuka lebar, "Kakak Ketiga, dia tinggal di sebelahmu? Hati-hati!"
Gadis-gadis jaman sekarang sudah sangat gila. Siapa yang tahu apa yang akan mereka lakukan! Batin Zhing Yi.
Zhong Yi mulai berpikiran negatif, "Aku melihat berita beberapa hari yang lalu bahwa seorang penggemar menggunakan segala macam cara untuk mendekati idola mereka... Wanita ini kemungkinan besar termasuk di dalamnya. Bisa saja dia dengan sengaja menjalin hubungan baik dengan Qi Ting, lalu menemukan kesempatan untuk mendekati Kakak Ketiga. Wow, ini sangat mengerikan!"
Manfaatkan kepolosan anak-anak, kemudian menjadi tidak berperasaan! Umpat Zhong Yi dalam hati.
Bai Chuxiao memutar matanya tanpa suara. Punya pemikiran seperti itu, mengapa tidak menulis novel saja? Batinnya.
Setelah Bai Chuxiao selesai menekan kata sandi pintu, ia langsung masuk ke dalam apartemennya.
"Kakak Bai bukan orang yang seperti itu!" Qi Ting selalu membela Bai Chuxiao berbicara sejak tadi.
Zhong Yi memegang dagunya sambil berpikir, ternyata Qi Ting melindungi wanita yang baru saja ia kenal. Sepertinya wanita ini punya kemampuan!
Kemudian mereka pun masuk ke dalam apartemen. Jiang Xie melihat bahwa Zhong Yi masih berdiri di sana dan masih berusaha untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Lalau ia pun berkata, "Memangnya siapa Dewimu?"
"Bai Chuluo, dia itu Dewiku!" Begitu ia mengucapkan nama itu, sentuhan kegembiraan muncul di wajah Zhong Yi. "Dia masuk ke Universitas T hari ini, jadi kesempatanku untuk bertemu dengannya lebih besar!"
"Apa kamu tahu siapa gadis yang kamu tolak tadi?"
"Siapa?"
"Bai Chuluo."
"..."
Seketika mulut Zhong Yi terbuka lebar, "Kak Jiang Xie, jangan menipuku!"
Alis Jiang Xie sedikit tertarik, "Kamu ini fans palsu."
"Ya, ya, dia namanya Kakak Bai." Kata Qi Ting.
Zhong Yi hampir menangis, kemudian ia memandang Qi Moye sembari berkata, "Kakak Ketiga, Dewiku pindah ke sebelah apartemenmu. Kenapa kamu tidak memberitahuku dan menghentikanku tadi?"
Sekarang aku telah menyinggung Dewiku!
Aaaaah!
Aku bertemu dengan Dewiku, tapi aku malah berbicara kasar padanya...
Aku tidak ingin hidup lagi! Batin Zhong Yi sebal.
Kemudian Qi Moye menjawab dengan santai, "Aku tidak tahu siapa Dewimu itu."
Baiklah, Zhong Yi menghela nafas panjang, namun Qi Moye tidak pernah memperhatikan hal-hal ini. Bagaimana tadi aku bisa begitu keras pada sang Dewiku! Batin Zhong Yi.
"Kamu bilang, dia masuk ke Universitas T?" Tanya Jiang Xie yang menangkap ucapan Zhong Yi tadi.
"Ya, di jurusan musik." Jawab Zhong Yi yang masih belum sepenuhnya sadar dari kekesalannya.
Kemudian Jiang Xie mengeluarkan kotak rokok dari sakunya. Ia menggigit rokok dengan bibirnya dan menekan korek api untuk menyalakannya, "Dia kelihatannya sudah pulih, tapi sangat tidak diduga dia memilih jurusan musik."
Qi Moye pun berkata dengan santai, "Maksudnya?"
"Dewiku sekolah manajemen dan keuangan, tapi dia pernah berkata bahwa dia tertarik pada musik. Setelah sembuh dari luka ini, dia memilih untuk mengejar mimpinya, tapi aku yakin Dewiku pasti bisa!" Ucap Zhong Yi sambil mengepalkan tinjunya.
Jiang Xie tersenyum, "Dia itu buta nada. Mimpi memang hal yang baik, tapi jika tidak punya bakat ibaratnya seperti sayur tanpa garam."
Qi Moye menyipitkan matanya. Namun baginya, suara Bai Chuxiao terdengar sangat bagus. Buta nada? Itu sangat disayangkan. Batinnya.
Jiang Xie sedang menghembuskan asap rokoknya, seketika wajahnya yang tampan itu terlihat kabur dalam asap.
Ini pertama kalinya Jiang Xie melihat Qi Moye memperhatikan seorang wanita. Ditambah lagi dengan ucapan Qi Ting barusan yang menyatakan bahwa Bai Chuluo adalah pacar masa depan Qi Moye.
Apakah itu mungkin? Batin Jiang Xie.
Ujung jari Jiang Xie menjentikkan abu rokoknya, dan abu itu pun jatuh karena tindakannya, "Zhong Yi, belilah kembang api besar besok."
Zhong Yi yang masih tenggelam dalam khayalannya itu menjawab, "Buat apa?"
"Untuk merayakannya, mungkin Kakak Ketiga akan kembali ke jalan yang lurus."