"Nanti kalau mau pulang, telepon saja ya, istriku. Mas pasti akan langsung otewe. Hehehe," ucap Ardi pada istri cantiknya.
Aisyah tersenyum dan mengangguk. Saat ini mereka sudah sampai di dekat masjid yang mengadakan kajian mingguan. "Iya, suamiku. Mau nitip apa?"
"Nitip apa? Neng kan mau ngaji. Hehe," ucap Ardi sambil mengusap lembut puncak kepala istrinya.
Aisyah tersenyum. "Ya nitip apa saja. Ya sudah, kalau gitu Umi turun, ya." Ia pun melepas sabuk pengamannya.
"Ayo Abi antarkan sampai ke depan masjidnya, Umi," ucap Ardi menawarkan diri.
"Tidak usah, Abi. Itu masjidnya sudah dekat. Umi bisa jalan sendiri. Umi kan bukan anak kecil lagi. Bahkan, mau punya anak kecil. Hehe," tolak Aisyah dengan halus.
"Memang. Tapi Umi harus menyeberang jalan dulu," ucap Ardi penuh penekanan.
Aisyah tersenyum. "Ya sudah ayo." Ia pun pasrah dan menurut.