Safira menutup mulutnya dan berusaha keras untuk tidak tertawa. Ia begitu senang, bawa perasaan dan salah tingkah saat Ustadz tampan itu membalas pesannya begitu manis dan merayu. Ia bahkan lupa pada tujuannya saat ini datang ke pondok pesantren itu. Rasanya ia ingin sekali mendengar langsung dari mulut Ustadz tampan itu apa yang tadi telah disampaikan melalui pesan whatsapp.
"Manisnya. Apakah Ustadz-ustadz tampan seperti ini suka sekali merayu dan menggombal bagaikan para pujangga?" gumam Safira sambil menatap layar gawainya yang masih dalam dashboard chat whatsapp.
Ya, tentunya Safira yang sudah menyadari ketertarikan dirinya pada Ustadz tampan itu merasa jika sang Ustadz saat ini telah memberikan lampu hijau padanya. Seperti akan ada sebuah ledakan di mana saat itu hatinya meledak oleh bunga-bunga dan love-love saat Ustadz tampan itu menyatakan cinta padanya.
Tapi, mungkin kah?