Maureen menatapnya dengan pandangan rumit, sengaja berjalan-jalan di taman antara rumah depan dan belakang ternyata mendapatkan hal tak terduga.
Ingatannya berputar lalu jatuh ke atas sosok pria muda yang kehilangan jiwanya. Jose bisiknya dalam hati.
Perlahan-lahan menghampiri, berjongkok di depannya yang menggunakan kursi roda. Matanya terlihat kosong.
"Jose..."
Sedikit ada pergerakan, Maureen tercenung ketika jari Jose mengusap pipinya dengan kekuatan yang lemah.
"Maaf."
"Apa yang terjadi?"
"Aku-- sudah membuat kesalahan."
Maureen membuka dan menutup mulutnya, "Lari dari sini Maureen, aku-- bodoh," lanjut Jose pelan.
"Aku tidak mengerti."
"Di rumah tidak ada orang, kamu pergilah cari pertolongan. Aku-- tidak bisa pergi, anakmu masih hidup."
"Jose, apa maksudmu? aku benar-benar tidak mengerti."
Jose mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya, ponsel pikir Maureen dengan mata terbelalak.