Frederick menariknya lebih dekat. Baju mereka berdua basah oleh hujan yang mendadak berubah, "Kamu cantik," bisiknya bikin merinding.
Maureen yang tidak pernah di perlakukan seperti ini menjadi takut, "Ini rumah sakit, jangan macam-macam," ujarnya kalut berusaha memberikan batasan menggunakan kedua tangannya.
Hal ini menyebabkan jarak ambigu terlihat dari orang yang melintas lorong. Samar-samar terdengar suara untuk berpindah ke dalam. Namun, keduanya seperti hanyut dalam pandangan mata.
Hembusan nafas hangat menerpa.
"Apakah kamu menyukaiku juga, Maureen?"
"Apa yang kamu katakan? aku-- mana ada pikiran aneh-aneh selama ini terhadap kamu. Bisakah kita pindah?"
"Tergantung."
"Apa maksudmu?"
"Aku ingin memastikan kamu benaran tidak pernah berfikir untuk menyukaiku."
"Tidak ada! aku hanya menganggap kamu bagian dari pegawai Saul."
Kepala sedikit miring untuk mengamati.
