Tidak ada kata mundur atau terlambat ketika cinta datang menyapa.
Saul de Baron mencengkram kuat kursi rodanya, ada kerumitan sekilas di matanya. Hatinya tegang.
Jose menundukan kepalanya, "Kimi..." ucapnya lemah di sela-sela telapak tangan yang menutupi wajahnya. Terlihat lelah.
Frederick memandang keduanya penuh dilema. Satu sisi merasa keduanya kasihan terhadap Maureen dan satu sisi tidak berdaya.
"Tuan..." Saul de Baron menengok ke arahnya dengan pandangan ingin tahu. Frederick menelan kegugupan dalam hatinya, "Nyonya...."
"Tetap cari. Aku merasa bersalah padanya."
"Tapi, situasi ini..."
"Lakukan saja," katanya melambaikan tangan dengan niat mengusir. Frederick mengerti, iapun pergi. Tidak ada gunanya mengatakan jika tidak ingin di dengar pikirnya muram.
Namun, langkah terhenti.
Matanya terkejut mendapati Maureen berdiri di tengah-tengah lorong rumah sakit.
"Nyonya..."