Kursi roda di dorong masuk ke dalam rumah, semua masih terlihat sama seperti di tinggalkan.
"Kamu pulang."
Kata-kata sambutan di masa lalu yang sering di dengar menjadi ejekan samar di hati Saul de Baron. Kimi de Baron berlari kecil ke arahnya lalu duduk manis di atas pangkuannya dengan tangan melingkar manja di sekeliling leher.
"Ya, aku pulang."
Nada berat penuh sesak membuat kerutan di wajah Kimi de Baron yang cepat mengusap penuh kasih sayang. Frederick bergerak mundur supaya tidak menggangu.
"Mengapa? kamu terlihat kecewa pulang ke rumah. Apakah rumah di bukit tampak bagus?"
"Tidak."
"Tidak? aku tidak percaya. Bagaimana kalau besok pergi kesana?"
"Untuk apa?"
Kimi de Baron menghela nafas, turun dari pangkuannya dengan wajah sedih. Saul de Baron menatapnya tak senang, "Kimi, aku lelah."
"Dokter akan datang untuk memeriksa, Frederick bawa tuan ke kamarku."