Udara pagi menyergap kuat tulang-tulang rusak dalam tubuh Maureen. Debu berterbangan di sekitarnya membalut penuh untuk melekat.
"Silau..." telapak tangan diangkat ke arah mata untuk menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam celah-celah.
"Bangunlah, sarapan sudah siap. Kita masih harus segera melanjutkan perjalanan."
Terkejut, Maureen beranjak dari tidurnya untuk duduk. Tiba-tiba angin dingin dirasakan, perlahan-lahan matanya melihat ke arah tubuhnya.
"A..." tangannya menarik cepat selimut untuk menutupi bagian tubuhnya yang baru saja terekspos bebas.
"Mengapa berteriak? kepalaku masih sakit."
"Kamu! apa yang terjadi? mengapa...." sejenak Maureen memperhatikan sekelilingnya, ini dimana pikirnya bingung. Bukankah dirinya tertidur di mobil ? bagaimana bisa berada di kamar ini? apa yang terjadi selama itu?.
Joe meringis melihat keindahan yang terpampang selama satu menit tersebut, " Riu, jangan berteriak lagi. Makan dulu, baru aku ceritakan."