Maureen menatap linglung sosok pria di depannya. Jero membalasnya dengan tatapan lembut, "Apa kamu capek?" tanyanya.
"Tidak."
"Perjalanan kita masih jauh."
"Aku-- "
"Tidurlah." Maureen mendengung kesal, jelas-jelas ingin mengelak dari kenyataan. Sebenarnya apa yang terjadi disini? mengapa ia sukarela mengikuti jejak Jero pergi dari Saul de Baron? pikirannya gusar.
"Mengapa kamu mencium ku?"
"Mengapa? apa otakmu jadi bodoh karena berhubungan dengan Saul? Maureen, kamu-- sangat mengecewakan."
"Apa maksudmu ini? otakku tidak bodoh."
"Kalau begitu, mengapa kamu tidak mengetahui arti ciuman tadi?"
"Aku-- kamu sengaja membuatku bingung."
"Tidak! aku hanya sedikit kecewa ternyata kamu murahan dan bodoh."
"Aku tidak bodoh!"
"Ya, kamu bodoh."
"Darimana aku terlihat bodoh? Jero, kamu sangat menyebalkan."
"Menyebalkan? bukankah kamu yang begitu?"
"Mana ada."
"Ada, itu buktinya kamu murahan dan bodoh padahal baru menikah sebentar."
"Kamu!!"
