Maureen memainkan bagian bawah rambutnya. Mata tajam menganalisa semak lebar dan lebat di depannya.
Kehebohan kemarin di selesaikan hanya melihat kepergian Leopard Tornado dan melayani sepanjang waktu untuk Saul de Baron.
"Hah?" desahnya kesal. Bagian-bagian tertutup masih menyisakan rasa sakit dan tidak nyaman jika berjalan. Benar-benar tidak pernah puas pikirnya.
"Nyonya..."
Suara panggilan Lily menembus telinganya tetapi Maureen tidak menanggapi. Ia berjalan ke arah semak secara cepat.
"Nyonya...."
Langkahnya terlihat santai. Maureen menghitung tiap detil yang dilihatnya, senyumnya mengambang.
"Nyonya....!"
Suara panggilan Lily semakin keras. Maureen sampai di tikungan bunga-bunga tajam seperti bunga mawar tetapi bukan pikirnya melanjutkan perjalanan melihat-lihat.
Lari.
Lari.
Lari.
Suara itu menggema di kepala Maureen. Langkah kakinya bertambah cepat melintasi tanaman lebar di sisi kanan dan kiri. Beberapa kali tergores lengannya namun, ia tidak merasakan apapun.
