Hima Ze melihat dirinya sendiri di depan kaca besar pada sudut ruangan. Satu kata yang terlintas yaitu menyedihkan.
"Tahanan 1009 kemari!"
Enggan mendekat. Hima Ze tidak terima namanya berubah menjadi 1009. Namun, ia tak berdaya.
Kaki dan tangan terikat rantai. Tiga kali makan seadanya lalu diberikan tugas membersihkan beberapa tempat di area sel.
"Ada apa?"
"Tuan Boy ingin bertemu."
Nama Boy memberi sinar harapan pada Hima Ze. Ini yang ditunggu olehnya sejak masuk ke dalam sel tahanan.
Penjaga membuka pintunya kemudian membawa Hima Ze ke arah kantor. Disana terlihat Boy duduk malas pada sofa sedangkan Jarwaib menghitung. Entah apa yang dihitung.
"Boy... bisakah kamu bantu aku melepaskan diri dari sini. Aku mohon."
"Mengapa aku harus melepaskan kamu?"
"Lihat penampilan aku sangat buruk rupa. Aku tidak cantik lagi, tanganku..."